Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPW: Polsekta Tamalate Harus Tunjukkan Tetap Obyektif

Kompas.com - 05/07/2012, 20:17 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane berharap pembangunan gedung Polsekta Tamalate tak dijadikan alat untuk menutupi kasus-kasus tertentu.

Jajaran Polsekta Tamalate diminta tetap obyektif dalam melakukan penegakan hukum.

Gedung Polsekta Tamalate yang diresmikan pada Rabu (5/7/2012) merupakan pemberian dua pengusaha di Makassar, yaitu Ricky Tandiawan (pengusaha properti dan otomotif) dan Najmiah Muin (pengusaha tanah).

Ricky menghibahkan lahan 1.411 meter, sementara Najmiah membangun markas baru yang megah senilai Rp 1,5 miliar serta sebuah mobil.

Informasi dari Makassar menyebutkan, Najmiah sedang berperkara dalam sejumlah kasus tanah. Berdasarkan data yang diperoleh di situs Mahkamah Agung terdapat 61 perkara atas nama  Najmiah Muin asal Makassar terkait dengan sengketa lahan di Makassar.

Sengketa beberapa lahan di wilayah Tanjung Bunga, sekitar Polsekta Tamalate, juga melibatkan Najmiah dan sejumlah warga.

"Jika pembangunan itu kemudian dijadikan alat untuk menutupi kasus-kasus yang melibatkan si penyumbang, ini harus diperiksa. Jika ada indikasi ke sana, polisi yang menghentikan kasus si penyumbang harus diproses secara hukum dan dipecat. Si penyumbang juga harus diperiksa dengan tuduhan menyuap pejabat kepolisian," kata Neta, Rabu.

Neta tak sependapat dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad yang menyatakan bahwa pemberian gedung tersebut merupakan gratifikasi. Pemberian gedung tersebut dipandang untuk kepentingan masyarakat.

"Berbeda jika seorang pengusaha membangun rumah untuk kepala polsek," katanya.

Pemberian gedung tersebut dipandang sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam membangun sistem kepolisian di lingkungan sekitarnya.

Sebelumnya, secara terpisah, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ahmad Basarah, menilai pemberian bantuan tersebut akan merusak sistem administrasi keuangan negara dan mengganggu independensi Polri dalam melaksanakan tugas sebagai penegak hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Nasional
    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Nasional
    Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Nasional
    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Nasional
    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

    Nasional
    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Nasional
    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Nasional
    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Nasional
    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    Nasional
    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    Nasional
    Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com