Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima: TNI Tak Bekingi Tempat Praktik Asusila di Padang

Kompas.com - 31/05/2012, 11:15 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana Agus Suhartono menegaskan, kekerasan yang dilakukan sekelompok oknum TNI terhadap warga dan wartawan di Padang, Sumatera Barat, bukan untuk melindungi tempat praktik asusila yang ditertibkan.

"Jadi TNI tidak membekingi di situ, tidak. Jadi, memang secara kebetulan saja situasi tersebut akhirnya membawa anggota TNI yang di situ ikut terlibat," kata Agus di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (31/5/2012).

Sebelumnya, penganiayaan terjadi setelah penertiban terhadap sejumlah kedai yang diduga sebagai tempat praktik asusila oleh Satuan Polisi Pamong Praja Padang dan sebagian anggota masyarakat. Seusai penertiban, sebagian warga mulai dianiaya sejumlah orang berseragam tentara, yang lalu merembet pada penganiayaan terhadap para wartawan tersebut.

Kamerawan Global TV, Budi Sunandar, terluka di bagian telinga kanan dan menerima tujuh jahitan. Kamera Budi dirampas dan hingga kini belum dikembalikan. Sementara kamera milik kamerawan stasiun televisi lokal Favorit TV, Jamaldi, dihancurkan hingga berkeping-keping.

Kontributor MetroTV, Afriyandi, mengalami luka memar di bagian muka. Wajahnya dipukuli sejumlah orang yang diduga anggota Batalyon Marinir Pertahanan Lantamal II Padang. Sebagian wartawan lain yang juga menjadi korban ialah kamerawan SCTV, kamerawan Trans7, dan fotografer harian Padang Ekspres.

Agus menjelaskan, sebenarnya sekelompok anggota TNI hendak pulang dari kantor DPRD. Namun, kata dia, mereka melihat ada keributan di tengah penertiban. "Jadi ada saudara anggota marinir yang salah satu ikut ditertibkan," kata dia.

Dikatakan Agus, tak ada yang salah dengan penertiban itu. Pihak TNI pun, kata dia, dilibatkan dalam penertiban. Sebanyak 11 anggota marinir yang terlibat penganiayaan telah ditahan.

Ketika dimintai tanggapan berbagai pihak agar anggota TNI yang terbukti terlibat agar dipecat, Agus menjawab, "Jangan langsung begitu. Mari kita ikuti proses hukum, jangan main pecat. Kalau proses hukum katakan harus dipecat, ya dipecat. Kalau tidak, ya tidak."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com