Jombang, Kompas
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso, Kamis (8/3), di Jombang, Jawa Timur, mengatakan, tidak saja sebagai avalis, tetapi Bulog juga sekaligus sebagai pembeli produksi dengan kontrak.
Dengan menjadi avalis, petani diharapkan tidak akan kesulitan dalam mengakses kredit dengan suku bunga lunak. Bagi Bulog sendiri, ada jaminan kepastian pasokan beras ke Bulog langsung dari petani.
Sutarto mengatakan, ada tiga konsep yang dikembangkan Bulog dalam mengoptimalkan pengadaan beras dalam negeri dan mulai berjalan tahun ini. Konsep pertama, Bulog memberikan dukungan input sarana produksi, seperti biaya pengolahan lahan, bibit, pupuk, dan obat- obatan dengan berbagai skema.
Selanjutnya, setelah panen, petani menjual gabahnya ke Bulog dengan kesepakatan di awal. Program ini mirip dengan Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K).
Program kedua adalah korporat. Bulog menyewa sendiri
Ketiga, Bulog tampil sebagai avalis dan pembeli. Caranya, Bulog dengan dinas pertanian daerah, Kontak Tani Nelayan Andalan atau Gabungan Kelompok Tani, dan perbankan bekerja sama memudahkan petani mengakses kredit, terutama kredit ketahanan pangan dan energi
Petani yang mengajukan kredit KKPE mendapat jaminan
Sutarto mengatakan, selain melakukan berbagai program itu, Bulog juga mengintensifkan pengadaan beras dari dalam negeri, dengan ikut memproses gabah menjadi beras.