YOGYAKARTA, KOMPAS
Sebelum gedung panti asuhan baru berdiri, sebanyak 29 anak-anak Panti Asuhan Griya Kasih Victory tinggal di rumah sewa di Dusun Kadirojo II, Desa Purwomartani, Kalasan, Sleman. Mereka tinggal di rumah sewaan selama setahun karena gedung panti asuhan yang lama seluas 1.000 meter persegi di Dusun Weron, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, harus dikosongkan karena masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) Merapi.
”Jarak antara panti asuhan lama kami dengan puncak Merapi hanya 9 kilometer dan masuk dalam wilayah KRB Merapi. Karena itu, kami harus pindah,” kata pendiri Panti Asuhan Griya Kasih Victory, Budi Jatmiko (59), seusai peresmian panti asuhan ini, Jumat (10/2).
Biaya pembangunan gedung baru itu sekitar Rp 600 juta. ”Dan, Rp 244 juta di antaranya berasal dari Yayasan Dana Kemanusiaan
Menurut Budi, pembangunan sempat terhenti karena kehabisan dana. ”Untung kami menerima bantuan dari DKK,” katanya.
Pembangunan Panti Asuhan Griya Kasih Victory yang dimulai Juni 2011 akhirnya bisa selesai Januari 2012. Kini, panti asuhan ini dihuni 29 anak yang berasal dari sejumlah daerah, seperti Nias, Palembang, Kalimantan Barat, Papua, dan Jawa.
Ketua Yayasan DKK Mohammad Nasir di sela peresmian Panti Asuhan Griya Victory mengatakan, pembangunan Panti Asuhan Griya Victory merupakan salah satu rangkaian program rehabilitasi korban erupsi Merapi yang dilakukan
Dalam waktu yang sama,