Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalat Hancurkan Jeruk

Kompas.com - 01/02/2012, 03:11 WIB

Karo, Kompas - Serangan hama lalat buah menurunkan kualitas dan jumlah panen jeruk di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, hingga 40 persen. Terganggunya panenan jeruk juga dialami petani di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Ribuan tanaman jeruk pamelo di Magetan tersebut mengalami rontok buah akibat angin kencang.

Para petani jeruk di Kabupaten Karo menjelaskan, serangan lalat buah membuat mereka merugi hingga puluhan juta rupiah. ”Biasanya kami mampu memanen hingga setengah ton, sekarang hanya 200 kilogram. Ini terjadi sejak dua tahun lalu saat lalat buah semakin tidak terkendali,” kata Efraiman Tarigan (21), pemilik kebun jeruk seluas 0,5 hektar di Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe, Karo, Selasa (31/1).

Bahkan, Dahlia Sinaga (35), pemilik kebun jeruk seluas 1 hektar di Desa Gajah Ujung, Kecamatan Berastagi, mengatakan, dia berencana mengganti tanaman jeruknya dengan sayuran. Pasalnya, selama dua tahun terakhir ini dia merugi terus lantaran serangan hama itu.

Dahlia menjelaskan, pada tahun 2005 serangan lalat buah mulai terasa, tetapi semakin tahun semakin tidak terkendali.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Karo Agustoni Tarigan mengakui, produksi jeruk karo turun sampai 40 persen lantaran serangan lalat buah. Di Karo terdapat 11.910 hektar kebun jeruk dengan luas kebun produktif mencapai 8.509 hektar. Secara normal, produksi jeruk mencapai 40 ton per hektar per tahun. ”Tapi, sekarang tinggal 60 persennya karena lalat buah,” ujarnya.

Rp 4,2 miliar

Ribuan tanaman jeruk pamelo di Kabupaten Magetan mengalami rontok buah akibat tiupan angin kencang yang terjadi selama musim hujan. Kerontokan ini merupakan yang terbesar dan pertama terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Potensi kerugian petani mencapai Rp 4,2 miliar.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magetan Eddy Suseno, Selasa, mengatakan, tiupan angin kencang melanda seluruh wilayah Magetan, termasuk sentra tanaman jeruk pamelo yang tersebar di empat kecamatan, yakni Bendo, Takeran, Sukomoro, dan Kawedanan, dengan luas areal mencapai ratusan hektar.

Eddy mengatakan, banyaknya buah yang rontok akibat tiupan angin kencang diperkirakan berdampak pada produksi jeruk pamelo tahun 2012. Namun, pihaknya belum bisa memperhitungkan berapa besar penurunan produksinya karena belum menerima data secara resmi dari kelompok petani. Pihaknya juga tidak menyediakan dana khusus untuk membantu petani.

Data Dinas Pertanian Kabupaten Magetan menyebutkan, total luas areal tanaman jeruk pamelo di Magetan mencapai 1.750 hektar. Dari luasan tersebut, sebanyak 80 persen atau sekitar 1.400 hektar aktif produksi. Dengan asumsi, setiap hektar terdapat 300 tanaman, dan setiap tanaman mampu menghasilkan 100 buah jeruk, maka produksi jeruk pamelo di Magetan mencapai 42 juta buah per tahun, atau sekitar 278.620 kuintal.

Para petani mengaku khawatir akan mengalami kerugian besar seperti yang terjadi pada tahun 2011. Ketika itu banyak bunga jeruk pamelo yang rontok karena cuaca ekstrem, terjadi hujan lebat secara terus-menerus. Kondisi itu semakin diperparah dengan munculnya serangan hama lalat buah.

”Tahun lalu, panen saya turun sampai 75 persen,” ujar Rahman (40), petani di Desa Bendo, Kecamatan Bendo. (MHF/NIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com