KOMPAS.com - Pemerintah Republik Demokratik Kongo melarang warganya menggunakan SMS (short message service) dan mengakses situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter.
Pemakaian media komunikasi tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan pergerakan melawan pemerintah. Sekadar catatan, negara tersebut sedang mengalami kekacauan saat pemilihan presiden akhir bulan lalu.
Pemerintah khawatir masyarakatnya menggunakan media tersebut untuk mengatur demonstrasi massal dan dikhawatirkan akan menggulingkan rezim yang berkuasa. Metode ini juga dipakai di negara berkembang lain seperti Mesir dan Suriah.
Namun ironisnya, larangan pemakaian SMS dan media sosial oleh pemerintah Kongo ini bakal merugikan masyarakat terutama bagi penderita tunarungu. Menurut Forbes, penderita tunarungu di negara tersebut mencapai 1,4 juta orang dari total populasi mencapai 72 juta jiwa.
Bagi kaum tunarungu, SMS menjadi media komunikasi penting karena orang yang menderita tunarungu tidak bisa mendengar pembicaraan seseorang.
Selain itu, SMS juga dipakai sebagai sistem peringatan, memberitahukan kondisi tidak aman bahkan memberi informasi yang mungkin sulit dideteksi sebelumnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.