Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Lingkungan Ingin Sampaikan Aspirasi

Kompas.com - 15/11/2011, 10:41 WIB
Dwi Bayu Radius

Penulis

PALANGKARAYA, KOMPAS.com — Aktivis lingkungan di Kalimantan Tengah menyambut baik jika diundang berdiskusi dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon. Sejauh ini, Ki-moon yang akan datang ke Palangkaraya baru dijadwalkan berdiskusi dengan Gubernur Teras Narang.

Menurut Direktur Eksekutif Save Our Borneo (SOB) Nordin di Palangkaraya, Selasa (15/11/2011), jika diundang berdialog dengan Ki-moon, pihaknya ingin meminta PBB mengimbau negara-negara anggota untuk menghentikan konsumsi produk industri yang membuat kawasan hutan terkonversi.

Ki-moon akan berkunjung ke Kalteng pada 17 November 2011 dengan agenda yang mengemuka, yakni meresmikan kantor koordinasi PBB untuk Program Pengurangan Emisi dari Deforestrasi dan Degradasi Hutan (REDD+) atau Unorchid. Kantor itu didirikan untuk mendukung penerapan REDD+ di Kalteng.

Kesempatan membahas soal lingkungan sebelumnya didapatkan sejumlah aktivis lingkungan di Kalteng dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, akhir Oktober lalu. Saat itu, menurut Nordin, Blair sangat memahami harapan dari para aktivis lingkungan.

"Sekecil apa pun, diskusi bermanfaat karena kami bisa menyampaikan situasi riil selain yang dikemukakan pemerintah. Seandainya diajak bertemu Ki-moon, saya akan hadir," ujar Nordin.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalteng Arie Rompas menuturkan, jika diundang bertatap muka dengan Ki-moon, ia akan mengungkapkan bahwa PBB harus menekan negara-negara maju untuk menurunkan emisi karbon. Tata konsumsi negara-negara itu harus dibenahi.

"Belum diketahui apakah aktivis lingkungan bisa bertemu Ki-moon tetapi saya ingin menyampaikan, negara-negara maju tak bisa lepas tangan dengan hanya memberikan dana REDD+," katanya. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com