Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Aktivis Kongres Rakyat Papua Masih Misterius

Kompas.com - 22/10/2011, 09:01 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia melansir, sudah ada enam orang meninggal akibat dibunuh setelah penyelenggaraan Kongres Rakyat Papua di Abepura, Jayapura. Namun, pembunuh enam orang yang diduga merupakan aktivis Kongres Rakyat Papua itu masih misterius.

Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim mengungkapkan, Komnas HAM mendapati sudah ada enam orang yang meninggal pascakongres. "Yang kita dapatkan itu ada enam terbunuh di sana, dan kita belum mendapatkan informasi yang akurat berkaitan dengan siapa yang membunuh orang-orang ini. Tetapi, kebanyakan dari kondisi orang-orang yang terbunuh itu, mereka semua tertusuk dalam posisi tidak ada peluru, dalam bentuk tusukan-tusukan," kata Ifdhal.

Anggota Komnas HAM Ridha Saleh menuturkan, berdasarkan data yang diperoleh Komnas HAM, korban tewas adalah James Gobay (25), Yosaphat Yogi (28), Daniel Kadepa (25), Maxsasa Yewi (35), Yacob Samonsabra (53), dan Pilatus Wetipo (40). Sementara korban luka yang teridentifikasi adalah Ana Adi (40), Miler Hubi (22), dan Matias Maidepa ( 25).

Menurut Ifdhal, Komnas HAM juga belum mendapat informasi akurat tentang apakah ada kaitan Kongres Rakyat Papua III dengan pembunuhan yang terjadi.

"Karena itu, kita belum mendapat informasi cukup akurat, apakah pembunuhan ini ada kaitan dengan pascakongres, di mana ada peserta kongres pada hari itu semuanya ditangkap, tapi sekarang dilepas semua, dan tinggal ada 16 orang lagi. Selain ada yang ditangkap kan ada yang lari. Dalam konteks itu, kita belum bisa pastikan," kata Ifdhal kepada Kompas

Oleh karena itu, lanjut Ifdhal, Komnas HAM akan melakukan investigasi terhadap pembunuhan enam warga di Papua ini. Ifdhal juga belum berani menduga pelakunya aparat keamanan yang dia akui banyak disebar di Papua.

"Kita belum bisa pastikan ke sana karena ini modusnya berbeda dengan modus sebelumnya, di mana sebelumnya banyak yang tertembak. Yang enam ini semuanya dalam keadaan luka tusuk. Karena itu, kan kita tidak bisa pastikan siapa pelaku yang secara langsung terlibat dalam peristiwa ini. Kita juga sulit mengambil kesimpulan yang cepat sebelum dapat informasi yang lebih akurat terhadap enam orang ini. Tetapi bahwa sekarang ada intensi kekerasan di sana meningkat, sangat jelas. Justru kita punya concern terhadap bagaimana menurunkan tensi kekerasan yang ada di sana," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com