Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaji Ulang Tol Semarang-Ungaran

Kompas.com - 30/09/2011, 03:49 WIB

Semarang, Kompas - Persoalan beruntun yang muncul dalam proyek Tol Semarang-Solo, Jawa Tengah, khususnya seksi I ruas Semarang-Ungaran, mengisyaratkan kelayakan proyek itu perlu dikaji ulang sebelum resmi dioperasikan. Jika masih menyimpan masalah, sebaiknya tol itu ditunda pengoperasiannya agar tidak banyak korban.

Pihak PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola Tol Semarang-Ungaran hendaknya terbuka kepada publik tentang persoalan yang dihadapi proyek tol saat ini agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam keilmuan teknis dan aspek lainnya. Dengan demikian, persoalan yang dihadapi Tol Semarang-Ungaran bisa diselesaikan secepatnya sehingga Tol Semarang-Ungaran segera beroperasi dengan aman.

Demikian rangkuman pendapat dalam diskusi ”Tol Semarang-Ungaran Pasca-uji Coba Arus Mudik Lebaran, Kapan Beroperasi?” yang digelar Kompas Perwakilan Jateng di Semarang, Kamis (29/9). Diskusi dihadiri Wagub Jateng Rustriningsih, Direktur Operasional PT Jasa Marga Adityawarman, Direktur Utama PT TMJ Agus Suharyanto, dan anggota Komisi D DPRD Jateng, Gatytsari Chotijah.

”Peristiwa yang terjadi di proyek Tol Semarang-Ungaran merupakan petunjuk perlunya semua pihak melakukan introspeksi. Kejadian yang beruntun juga luar biasa karena bentuk nyata dari kekhawatiran mengenai kondisi struktur lahan jalan tol yang labil,” ujar Rustriningsih.

Saat yang sama, sejumlah ahli seperti Dr Robert Kodoatie (ahli hidrologi Universitas Diponegoro Semarang) dan Dirmawan (geolog dari Lembaga Konsumen Jasa Konstruksi Jateng), Dr Sri Tudjono (ahli struktur), dan Ir Muhrozi (ahli geoteknik) memaparkan kondisi jalan tol jika dioperasikan musim hujan ini.

Terkait problem air yang menyebabkan terjadi bidang gelincir di badan jalan tol, Dirmawan mengatakan, badan jalan tol khususnya ruas Gedawang-Penggaron itu dibangun di atas timbunan tanah longsor. Tanah longsoran itu bukti kalau konstruksi tanah itu merupakan tanah dengan formasi kerek yang rawan bergerak.

Tunggu PU

Adityawarman mengatakan, pihaknya menunggu hasil kajian dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Namun, sebagai operator, pihaknya siap mengoperasikan penggalan pertama Tol Semarang-Solo. ”Pengoperasian kembali jalan tol itu harus izin Kementerian Pekerjaan Umum. Saat ini juga tengah dilakukan pekerjaan penguatan di badan jalan tol,” ujarnya.

Terhadap jalan tol yang kerap retak, Agus Suharyanto mengakui, pangkal masalah di tol baru itu adalah air. Struktur tanah di bawah jalan tol yang dibangun mempunyai kandungan air cukup besar. Saat ini, selain dilakukan penguatan konstruksi jalan, juga dikerjakan saluran untuk pembuangan air yang keluar dari dalam tanah. Bahkan, sedang dirancang saluran induk dan sumur penampung.

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimoeso di Balikpapan, Kalimantan Timur, mengatakan, pemerintah pusat menanti inisiatif tiap daerah mengusulkan langkah untuk mengurai masalah lalu lintas dan keselamatan berkendara. Kenyataan di Indonesia, yakni 100-200 nyawa melayang di jalan per hari dengan mayoritas kecelakaan melibatkan motor dengan pelaku dan korban anak muda, adalah masalah serius. ”Jika misalnya diperlukan bantuan angkutan umum, kami (pemerintah pusat) bantu,” ujarnya. (SON/WHO/PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com