Subussalam, Kompas -
Pantauan Kompas di Kota Subussalam, salah satu wilayah yang terparah terkena gempa, Rabu (7/9), kerusakan terlihat di sejumlah rumah toko dan rumah sarang burung walet. Di Jalan Nyak Adam Kamil, Simpang Kiri, misalnya, deretan ruko yang baru dibangun 3 tahun terakhir retak.
Bahkan, di ujung timur ruko, tembok layar bagian atas ambrol hingga menimpa rumah warga di sebelahnya. Akibatnya, seorang penghuni rumah, Dediyan Syahputra (10), tewas tertimpa. Tak terlihat adanya besi cincin pengikat dalam layar tembok ruko yang hancur tersebut.
”Sejak beberapa tahun terakhir di Subussalam makin banyak rumah bertingkat dari beton, terutama sejak sarang walet jadi ladang bisnis menggiurkan. Padahal, orang sini dulu cukup dengan rumah kayu yang tahan gempa,” tutur Ruslan (35), warga Subussalam Utara.
Wakil Bupati Aceh Selatan Daska Aziz mengatakan, dari hasil pendataan yang dilakukan, ada 356 unit rumah penduduk yang mengalami kerusakan. ”Pendataan hingga saat ini terdapat 356 unit rumah penduduk yang retak pada bagian dinding, plafon, dan lantai,” kata Daska Aziz.
Hingga Rabu (7/9) para korban gempa di Kabupaten Dairi, terutama yang rumahnya rusak parah, mengaku belum menerima bantuan. Para korban mengharapkan pemerintah bergerak cepat dengan memberikan bantuan tenda dan makanan.
Sekda Kabupaten Dairi Arsenius Marbun mengatakan, masih mendata jumlah korban sehingga belum menyalurkan bantuan. ”Itu agar jangan ada kecemburuan satu sama lain. Kamis ini bantuan kami salurkan,” tutur Marbun. Kerugian di Diari Rp 43,122 miliar.
Data Korban Gempa