Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutra Sulsel Sulit Tembus Ekspor

Kompas.com - 07/09/2011, 02:25 WIB

MAKASSAR, KOMPAS - Industri kain sutra alam Bugis yang sudah menjadi industri turun-temurun kesulitan menembus pasar ekspor. Perajin kesulitan memenuhi permintaan pasar di tengah minimnya persediaan benang sutra.

Andi Tenri, pengusaha sutra, mengatakan, orang asing tertarik dengan sutra Bugis yang menggunakan pewarna serat alam dan masih ditenun dengan alat tenun bukan mesin. Importir yang tertarik dengan jenis ini umumnya dari Eropa. ”Tetapi, untuk memenuhi kontrak dengan order yang tetap, kami khawatir tak bisa memenuhinya karena pasokan benang dalam negeri juga tidak tentu,” ujar Andi Tenri di Makassar, Selasa (6/9).

Andi Tenri bergerak di penenunan sutra alam dengan serat pewarna alam. Dia memiliki delapan perajin yang dalam satu bulan mampu membuat 70 lembar kain sutra setiap bulan. Padahal, permintaan sutra bisa mencapai 100 lembar per bulan.

Adapun harga benang sutra saat ini Rp 400.000-Rp 450.000 per kilogram. Harga ini begitu tinggi karena barang sulit didapat. Sulsel memproduksi 1,7 juta meter kain per tahun sehingga membutuhkan 150 ton benang. Namun, benang sutra yang diperoleh hanya 14.000 kilogram per tahun.

Kepala Balai Pengembangan Teknologi Tekstil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel Iskandar Zulkarnain mengakui, sutra kesulitan menembus ekspor. ”Sektor hulu sangat rapuh. Tidak ada jaminan pasokan benang terus-menerus, akhirnya sulit berharap bisa ekspor,” ujarnya. (SIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com