Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heli Ditemukan Hancur

Kompas.com - 05/08/2011, 04:22 WIB

Manado, Kompas - Helikopter PK FUG jenis Bell 412 yang hilang pada Rabu lalu ditemukan dalam kondisi hancur di Perkebunan Sosor, Danowudu, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (4/8) pukul 01.00 dini hari. Delapan penumpang dan dua awaknya ditemukan tewas, di antaranya dua warga negara Australia dan dua dari Afrika Selatan.

Kedelapan penumpang helikopter tersebut adalah karyawan dan kontraktor PT Nusa Halmahera Minerals (NHM). Empat di antaranya adalah warga Indonesia, yakni Dian Rimba Rudiansyah, Wilson Joshua, Zainudin Achmad, dan Roy Nawawi. Adapun empat warga negara asing yang turut menjadi korban diidentifikasi bernama Barry Tomlison, Adrian Aird, Dion Remie, dan Roeloft Roadt.

Pihak NHM dalam siaran persnya semalam belum bersedia merinci nama-nama korban berikut asal-usulnya sebelum proses identifikasi rampung. Namun, diperoleh keterangan pilot helikopter bernama Eddy Purwono (54) dan kru mesin, Omaedi (45).

Korban Dian Rimba Rusdiansyah (29) sempat ditemukan dalam keadaan selamat. Namun, ia kemudian meninggal di Rumah Sakit Prof Dr Kandouw Malalayang, Manado, Kamis pukul 06.00. Ia dievakuasi regu penolong pada pukul 02.30 dan langsung dilarikan ke Manado.

Dr Ferry Kaletos, petugas medis RS tersebut, mengatakan, kondisi Dian sangat kritis saat dievakuasi.

Sampai Kamis malam, belum diketahui sebab-sebab kecelakaan itu. General Manager Bandara Sam Ratulangi PT Angkasa Pura I Heri Sikado mengatakan, kecelakaan akan diselidiki Komite Nasional Kecelakaan Transportasi.

Helikopter tersebut milik PT Nyaman Air yang berkedudukan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Sejak Maret 2011, helikopter itu dikontrak PT Nusa Halmahera Mineral, perusahaan tambang emas yang beroperasi di Halmahera.

Tito Ariarto, pilot pesawat Twin Otter milik PT Nyaman Air, mengatakan, Rabu lalu, pesawat yang dikemudikannya terbang hampir bersamaan dengan helikopter naas tersebut dari Bandara Sam Ratulangi menuju Gosowong, Halmahera. Kala itu, pesawat Twin Otter yang mengangkut 14 penumpang lepas landas lebih dulu beberapa menit dari helikopter. Helikopter itu mulai terbang dari Sam Ratulangi pukul 14.26. Beberapa menit kemudian, Tito kehilangan kontak dengan pilot Eddy Purwono.

Komandan Pangkalan Udara Sam Ratulangi Letnan Kolonel (Pnb) Jorry Koloay mengatakan, lokasi jatuhnya helikopter sulit dijangkau karena berada pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai lokasi dibutuhkan waktu dua jam jalan kaki dari jalan raya Danowudu dengan yang medan terjal.

Tim SAR bersama warga yang melakukan pencarian pada Rabu malam menemukan bangkai helikopter tersandar di sebuah pohon. Jasad para korban ditemukan sejauh 10-15 meter dari badan pesawat. (ZAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com