Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Daging Sapi Masih Stabil

Kompas.com - 15/06/2011, 16:20 WIB

PALANGKARAYA, KOMPAS.com — Penjualan daging sapi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tak terpengaruh penghentian sementara pasokan sapi potong Australia ke Indonesia. Kuantitas daging sapi yang dijual para pedagang masih stabil, demikian pula harganya.

Nyaron Maseh (62), pedagang daging sapi di Pasar Lombok, Rabu (15/6/2011), menyatakan masih bisa menjual sekitar 90 kilogram (kg) daging sapi setiap hari. "Kemarin-kemarin juga sebesar itu, tak ada penurunan atau kenaikan penjualan," ujarnya.

Menurut Nyaron, harga daging sapi juga stabil Rp 75.000 per kg. Kenaikan harga terakhir terjadi pada Tahun Baru 2011 yang mencapai Rp 90.000 per kg. "Pada masa Lebaran dan Natal Tahun 2010 harganya juga sebesar itu, tapi tak berlangsung lama. Paling lama dua hari lalu normal lagi," ujarnya.

Menurut Nyaron, ia sudah mengetahui penghentian pasokan sapi potong dari Australia melalui televisi. Namun, belum ada pengaruh dari larangan tersebut. Harga daging stabil karena pasokan lancar dan mencukupi. Sapi antara lain berasal dari Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Jawa.

"Sapi-sapi itu dipasok melalui Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Hampir tidak ada daging sapi dari Kalteng," kata Nyaron.

Pedagang daging sapi di Pasar Baru, Yano (35), menjelaskan, ia menjual daging sapi sekitar 50 kg per hari. "Saya tahu penghentian pasokan sapi Australia dari koran, tetapi tak ada pengaruhnya. Sebelum dan sesudah larangan diberlakukan, penjualan tidak naik atau turun," ujarnya.

Menurut Yano, harga daging sapi juga masih stabil Rp 70.000 per kg. Kenaikan harga terjadi pada masa Lebaran tahun 2010 menjadi sebesar Rp 80.000 per kg. "Harga naik seminggu sebelum Lebaran. Setelah Lebaran, harga kembali normal," katanya.

Harga daging, ungkap Yano, kemungkinan naik lagi menjelang bulan puasa nanti. Harga diperkirakan naik sekitar Rp 10.000 per kg. "Pada hari pertama Ramadhan harga biasanya kembali normal. Harga dan penjualan daging tak terpengaruh larangan Australia sebab masih banyak sapi dipotong di Banjarmasin," tutur Yano.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com