Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RUU Keistimewaan DIY Harus Fokus

Kompas.com - 09/06/2011, 22:17 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta di DPR sebaiknya fokus pada isu paling krusial, yaitu keputusan penetapan atau pemilihan gubernur dan wakil gubernur. Jika hal ini disepakati, maka pembahasan rancangan undang-undang ini tidak berlarut-larut dan akan cepat selesai.

Bila hal itu disepakati, menurut Wakil Ketua Komisi II DPR Fraksi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, maka dalam dua pekan pembehasan RUU Keistimewaan DIY akan selesai. "Bila langkah musyawarah mufakat tak tercapai, maka voting harus segera diambil. Dalam kasus RUU ini, pemerintah tak boleh lagi mengulur-ulur waktu. Kalau memang tak selesai ya harus voting," kata Ganjar, Kamis (9/6/2011) di Yogyakarta.

Sama seperti sebelumnya, dari sembilan fraksi di DPR, delapan fraksi menyetujui konsep penetapan Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam IX sebagai gubernur dan wakil gubernur DIY. Sementara, satu fraksi, yaitu Fraksi Partai Demokrat belum setuju. "Posisi tak banyak berubah, tingga satu fraksi saja yang belum setuju. Sementara, yang lain masih sama seperti periode lalu," ungkapnya.

Apabila pembahasan RUU Keistimewaan DIY lebih difokuskan pada isu penetapan atau pemilihan, ditargetkan bulan Agustus selesai. "Namun demikian, jika hal tersebut tak dilakukan, maka pembahasan RUUK DIY dikhawatirkan akan terus molor," kata Ganjar.

Pada hari yang sama, sekitar 100 mahasiswa dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-DIY berunjuk rasa mendukung keistimewaan Yogyakarta. Anggota BEM dari berbagai perguruan tinggi tersebut berkonvoi dari Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) menuju nDalem Joyokusuman, tempat tinggal kerabat Keraton Yogyakarta.

Koordinator aksi Slamet Suwandi mengatakan, penetapan Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam IX sebagai gubernur dan wakil gubernur DIY dibutuhkan untuk menjaga stabilitas politik di Yogyakarta. "Selain mendukung penetapan, kami memohon agar Sultan dan Paku Alam bersedia memberi jaminan kesehatan, kehidupan ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan bagi masyarakat Yogyakarta," tutur Slamet.

Para mahasiswa diterima Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo di kediamannya di Jalan Ngasem. Mereka kemudian berdiskusi seputar keistimewaan Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com