Kenduri massal itu akan diadakan hari Minggu (5/12) sekitar pukul 06.00 di Titik Nol Kilometer atau perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta dan sepanjang Jalan Ahmad Yani dan Malioboro, Yogyakarta. Tumpeng raksasa setinggi 1 meter akan dibuat untuk kenduri ini. Tumpeng akan diarak dari Keraton Yogyakarta dan dikawal pasukan keraton menuju Titik Nol Kilometer.
”Kenduri ini untuk
Yulia menuturkan, acara Kenduri Jogja itu ingin membuka mata semua pihak bahwa Yogyakarta tetap aman dan nyaman untuk dikunjungi. Komunitas-komunitas warga diharapkan berpartisipasi membawa tumpeng (nasi putih), lengkap dengan gudangan atau urap dan telur rebus, sendiri-sendiri. Tumpeng-tumpeng itu selanjutnya dinikmati bersama-sama oleh masing-masing komunitas masyarakat. ”Kenduri ini akan dipimpin Sultan Hamengku Buwono X,” kata Yulia.
Kepala Bagian Humas Pemkot Yogyakarta Herman Edy S mengatakan, acara Kenduri Jogja terbuka bagi seluruh komunitas masyarakat yang ingin bergabung, seperti RT/RW dan sekolah. ”Akan ada doa bersama dan deklarasi Jogja aman dan nyaman dikunjungi,” katanya.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, kondisi Yogyakarta tidak seperti diberitakan sejumlah media massa. Dalam sejumlah pemberitaan, Yogyakarta terkesan mencekam karena letusan Merapi dan banjir lahar dingin di Kali Code. Padahal, aktivitas pariwisata dan ekonomi kini sudah berjalan lancar. Pasar Beringharjo, lesehan, dan pedagang kaki lima Malioboro tetap buka, demikian juga banyak hotel buka. Yogyakarta, tuturnya, aman dan nyaman dikunjungi wisatawan. ”Tidak ada alasan untuk tidak datang ke Yogya. Kami kini punya slogan ’Ayo ke Jogja,” katanya.