Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Ayam, Warjo Bertahan di Radius 4 Km

Kompas.com - 10/11/2010, 19:16 WIB

JAWA TENGAH, KOMPAS.com — Warjo (48) asyik berdiri di pekarangan rumahnya. Tangan kanannya dimasukkan ke saku celana. Sesekali ia mengisap dalam-dalam rokok kretek yang dia pegang di tangan kirinya untuk mengusir dinginnya embusan angin.

Tatapannya ke atas, ke arah puncak Gunung Merapi yang sudah beberapa hari ini tidak henti menyemburkan awan panas atau biasa disebut wedhus gembel. Asal tahu saja, rumah Warjo hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari puncak Merapi, tepatnya di Dusun Bagun Sari RT 12 RW 04, Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali.

Bapak tidak takut wedhus gembel?, "Mboten (tidak)," jawab dia singkat sambil meringis ke arah Kompas.com, Rabu (10/11/2010) sore. Warjo kembali mengisap dalam-dalam rokoknya sambil menatap awan yang telah menewaskan 100-an warga hingga hari ini.

Sore itu, Warjo di rumah bersama istrinya, Sukiyem (45). Setelah letusan hebat pertama kali pada 26 Oktober 2010, keluarga Warjo dan tetangganya mengungsi. Namun, pada pagi hingga sore, suami istri itu kembali ke rumah "hanya" untuk menjaga ayam-ayam yang dia lepas untuk mencari makan.

Ayam-ayam itu adalah harapan ke depan untuk keluarga Warjo. Pasalnya, kebun sayur miliknya gagal panen setelah tertutup abu vulkanik. Setelah letusan pertama, sudah tak terhitung berapa kali hujan abu di dusun itu. Untungnya, awan panas itu tidak turun melintasi dusun. "(Kebun) rusak semua," kata Warjo sambil tertawa lebar.

"Bapak ini ketawa-ketawa sebenarnya hatinya sedih," timpal Supomo (29), tetangga sebelah rumahnya. "Yah nda usah dipikirin. Lama-lama dipikirin nanti stres," tambah Warjo.

Sama seperti Warjo, Supomo juga mengalami kerugian akibat gagal panen. Kebun palawijanya rusak tertimbun abu. "Warga di sini semua tani. Buat modal tanam aja antara Rp 2 sampai Rp 5 juta. Nda tahu bagaimana nanti kita ke depan," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com