Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Itu Meliput Bukan Ingin Bentrok

Kompas.com - 07/09/2010, 13:51 WIB

AMBON, KOMPAS.com - Komnas HAM teemukan sejumlah bukti foto tentang keberadaan kamera milik jurnalis SUN TV, Ridwan Salamun, yang tergeletak dekat jasad korban saat dianiaya hingga tewas di Desa Fidetan, Kecamatan Dulla Utara, Kota Tual pada 21 Agustus 2010.       "Dalam gambar tersebut, terlihat jelas sebuah kamera yang berlumuran darah berada di atas kepala korban yang sudah tergeletak di tanah dan tas pelindung kamera masih terselip di tubuhnya," kata Ketua Komnas HAM Perwakilan Maluku, Ot Lawalatta M.Hum, di Ambon, Selasa (7/9/2010).       Sementara itu, dari hasil penyelidikan sementara aparat kepolisian dari Polda Maluku dan Polres Maluku Tenggara ditemukan barang bukti berupa pakaian, tas pelindung kamera, dan alat pendengar (head sed) milik korban.       Menurut Lawalatta, dalam gambar itu juga terlihat Kapolsek Dulla Utara sedang berdiri dekat jasad korban dengan maksud menenangkan massa dan mengamankan barang bukti di TKP, tapi anehnya kamera korban belum ditemukan sampai saat ini.       "Gambar itu sekaligus menjadi bukti bahwa wartawan grup Media Nusantara Citra itu sedang melakukan peliputan, bukannya datang ke TKP membawa senjata tajam dan ikut bentrok bersama warga," katanya.       Komnas HAM juga menemui salah satu saksi kunci atas nama Hasan Tamnge yang sedang menjalani perawatan medis di RSU Tual, karena dia diinformasikan terlibat perkelahian dengan almarhum Ridwan Salamun.       Sebelum meninggal dunia di Kota Tual, korban pernah dipukul oknum polisi saat meliput aksi demonstrasi Pilkada Kabupaten Kepulauan Aru pada pertengahan Juli 2010 dan kasus itu diadukan ke Komnas HAM.       "Ketika masih melakukan koordinasi dengan Komnas HAM pusat untuk menurunkan tim ke Dobo, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Aru, almarhum sudah kembali ke Tual dan sempat meliput bentrok warga Kampung Baru dan Banda Ely, di Fidetan tanggal 15 Agustus," katanya.       Meski sudah dilakukan upaya damai antarwarga di masjid, tapi peristiwa ini kembali terulang pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2010 dan berujung pada penganiayaan dan pembunuhan jurnalis SUN TV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com