Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

61 Persen Saluran Irigasi di Cilacap Rusak

Kompas.com - 02/02/2010, 15:43 WIB

Cilacap, Kompas - Musim hujan membuat saluran irigasi sekunder dan tersier di wilayah Cilacap kian parah. Saat ini sekitar 740 kilometer atau 61 persen dari sekitar 1.200 kilometer total jaringan irigasi teknis rusak.

Akibatnya, pada musim hujan saluran irigasi yang ada tak mampu menampung banjir dan pada masa kemarau areal persawahan kian terancam kekeringan.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Cilacap Gunawan, Senin (1/2), mengungkapkan, kerusakan umumnya terjadi di jaringan irigasi tersier. Penyebab kerusakan di antaranya karena endapan, sampah, dan usia saluran yang sudah tua. "Saluran irigasi itu sebagian ada yang dibangun pada masa kolonial. Itu saluran-saluran kecil yang ke sawah-sawah," kata Gunawan.

Ironisnya, upaya perbaikan saluran irigasi yang rusak tersebut masih sangat jauh dibanding tingkat kerusakan. Pada tahun 2009, hanya 10 kilometer kerusakan yang dapat diperbaiki dengan dana Rp 2 miliar. Pada tahun 2010, hanya dianggarkan dana Rp 3 miliar untuk perbaikan atau sekitar 13 kilometer perbaikan saluran irigasi. "Dana APBD untuk perbaikan sangat minim karena memang dana yang tersedia kecil sementara kebutuhan perbaikan sangat besar," ujar Gunawan.

Untuk membantu meningkatkan upaya perbaikan, Dinas Pertanian Cilacap mengajak petani memperbaiki secara mandiri. Meski belum mencakup semua kerusakan, langkah tersebut dapat meminimalkan kerusakan di saluran kategori tersier.

Salah satu dampak kerusakan adalah terjadinya luapan banjir di 1.000 areal persawahan pada Desember hingga Januari lalu. Luapan itu mengakibatkan ratusan tanaman padi puso. Namun, tanaman yang rusak itu kini telah ditanami ulang. Bencana alam juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kerusakan. Di daerah Cimanggu, longsor dan banjir sempat menguruk areal persawahan.

Anggota Serikat Tani Merdeka Cilacap, Petrus Sugeng mengatakan, perbaikan saluran irigasi sangat mendesak. Selain mencegah ancaman banjir pada musim hujan, hal itu juga mencegah terjadinya kekeringan saat kemarau.

"Wilayah Cilacap barat terutama yang paling rawan kekeringan karena banyak saluran irigasi yang rusak di samping juga banyak yang berstatus lahan tadah hujan," kata Sugeng. (han)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com