Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daulat Ambalat Itu Harga Mati

Kompas.com - 03/06/2009, 05:43 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan sudah bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak dan mendesak agar perundingan soal Ambalat dilanjutkan. Kepada pers, Presiden mengatakan, kedaulatan Indonesia atas Ambalat itu harga mati.

Presiden bertemu dengan PM Malaysia itu di sela-sela forum ASEAN-Republic of Korea Commemorative Summit di Pulau Jeju, Korea Selatan, Senin (1/6).

Presiden Yudhoyono menyatakan untuk kesekian kali, belum lama ini terjadi lagi pelanggaran batas wilayah yang dilakukan oleh Malaysia di kawasan Ambalat, Kalimantan Timur.

Kepada pers, Presiden Yudhoyono yang didampingi sejumlah menteri mengatakan, sejak dulu, apa yang diklaim oleh Malaysia betul-betul tidak bisa diterima.

”Sebab, Indonesia yakin Ambalat adalah wilayah Indonesia. Saya pernah dengan kapal perang ke kawasan itu. Posisi saya hanya 1 meter dari perbatasan Malaysia. Saya katakan, sejengkal tanah pun atau laut, kalau itu kedaulatan kita, itu harus kita pertahankan. Tidak ada kompromi dan toleransi. Itu harga mati,” ujarnya.

Namun, cara penyelesaiannya tidak harus mengobarkan peperangan. ”Kita sama-sama negara ASEAN. Ada Piagam ASEAN, ada diplomasi, dan ada penyelesaian secara damai. Jadi, jangan beretorika agar dinilai sebagai pemimpin yang berani dan gagah, terus mengobarkan perang di mana-mana. Ingat, perang itu jalan terakhir. Kita utamakan jalan lain yang lebih bermartabat dan tidak mendatangkan masalah bagi negara yang sedang membangun,” katanya.

Sejak kejadian (pelanggaran) dua tahun lalu, Presiden sudah menginstruksikan agar TNI terus melakukan operasi pengamanan dan pengawasan wilayah. ”Indonesia dan Malaysia sering bersilang pendapat, mulai dari lagu ’Rasa Sayange’, soal batik, hingga reog. Itu bisa kita selesaikan dengan pendekatan yang tepat, seperti familier. Akan tetapi, kalau kedaulatan, tidak bisa. Itu urusan negara yang harus diselesaikan dengan tegas dan sesuai ketentuan,” ujar Presiden.

Sudah 13 kali

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur Letnan Kolonel Laut (KH) Tony Saiful dari Surabaya, Selasa, menyatakan, sudah 13 kali kapal- kapal dan pesawat-pesawat milik Angkatan Tentara Malaysia memasuki wilayah kedaulatan Indonesia di kawasan Ambalat sejak Januari 2009. Empat pelanggaran di antaranya terjadi dalam dua minggu ini.

Meski di Pulau Sebatik, Kaltim, yang menghadap kawasan Ambalat keadaan tetap aman, personel TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Darat melakukan penjagaan ketat di pos masing- masing di daerah itu. Pasukan Marinir di Sebatik menambah kegiatan dengan melatih para pejabat musyawarah pimpinan kecamatan setempat menembak.

”Kegiatan ini tidak terkait dengan memanasnya kasus Ambalat. Ini latihan rutin Marinir,” kata Kapten (Mar) Budi Santosa, Komandan Kompi Marinir di Sebatik. (BRO/FUL/HAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com