Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Fisik PLTP Sarulla Dimulai

Kompas.com - 19/02/2008, 21:50 WIB

MEDAN, SELASA - Setelah sempat tertunda karena persoalan belum beresnya proses pengalihan aset Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau PLTP Sarulla dari Pertamina kepada anak perusahaannya, Pertamina Geothermal, kini pembangunan fisik PLTP Sarulla segera dimulai. Persiapan kegiatan di lapangan seperti pengecekan sumur-sumur panas bumi sudah mulai dilakukan.

Menurut Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Washington Tambunan, sebelumnya persoalan pengalihan aset Pertamina kepada Pertamina Geothermal yang tak kunjung selesai ini membuat joint operation contract PLTP Sarulla antara Pertamina selaku pemegang kuasa usaha pertambangan dengan konsorsium Medco, Ormat dan Itochu selaku pengembang belum bisa ditandatangani.

Tiga minggu yang lalu ada sosialisasi kegiatan di lapangan yang dihadiri perwakilan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, Pemerintah Provinsi Sumut, Pertamina, konsorsium Medco dan PLN. Rencananya masih tetap, unit I PLTP Sarulla dengan kapasitas 110 mega watts (MW) sudah harus bisa beroperasi tahun 2010. "Untuk itu, kegiatan di lapangan sudah dimulai saat ini," ujar Washington di Medan, Selasa (19/2).

Sebelum persoalan pengalihan aset dari Pertamina ke Pertamina Geothermal, proyek pembangunan PLTP Sarulla sempat tertunda beberapa kali, karena gonta-ganti kepemilikan. Proyek PLTP Sarulla awalnya dikerjakan oleh perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Unocal yang menelan biaya eksplorasi hingga 60 juta dolar AS. Begitu eksplorasi selesai dan Unocal melakukan negosiasi dengan PLN, tidak ditemuka n kecocokan harga. Proyek tersebut kemudian ditenderkan lagi dan dimenangkan PT Geo Dipa Energi, anak perusahaan patungan Pertamina dan PLN. Geo Dipa pun tak sanggup melanjutkan proyek PLTP Sarulla hingga ditenderkan kembali dan dimenangkan konsorsium Medco dengan Itochu (Jepang) dan Ormat (AS).

Sekarang pihak pengembang sudah mempersiapkan konstruksi power plant (pembangkit listrik). "Kami berharap, pembangunan ini bisa sesuai rencana agar bisa masuk sistem listrik Sumut tahun 2010 dan ikut mengatasi persoalan krisis listrik di wilayah ini," ujarnya.

Menurut Washington, konsorsium Medco, Itochu dan Ormat kini tengah menyelesaikan proses financial closing atau perjanjian pembiayaan dengan lembaga keuangan. Dua lembaga keuangan yang menyatakan berminat membiayai proyek ini adalah Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan Overseas Private Investment Corporation (OPIC). Sebelumnya konsorsium juga telah menyepakati perjanjian harga jual listrik atau PPA ( power purchase agreement) ke PLN sebesar 4,620 sen dolar AS per kilo watt hour (Kwh).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com