Polisi Selidiki Kasus Joki di Surabaya

SURABAYA, KOMPAS.com — Polwiltabes Surabaya menyelidiki dugaan praktik perjokian pada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) yang digelar di Kampus Universitas Negeri Surabaya pada 31 Mei dan 1 Juni lalu.

Penyelidikan itu bermula dari diamankannya WR, salah satu peserta SNMPTN asal Ponorogo yang dicurigai pengawas menerima jawaban dari ponsel yang dibawanya. Pengawas mencurigai gerak-gerik peserta ini yang terlalu sibuk mengoperasikan ponsel.

Karena diduga memakai jasa joki, pengawas lantas menyerahkan peserta ini ke polisi. Berdasarkan keterangan WR, dia memperoleh kunci jawaban itu dari teman salah satu keponakannya. "Saat ini kami tengah menyelidiki orang yang dimaksud WR. Sepertinya dia kabur setelah ada informasi WR diamankan," kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Anom Wibowo saat dihubungi, Jumat (3/6/2011).

Untuk mengungkap kasus ini, dia juga berkoordinasi dengan pihak panitia SNMPTN untuk memastikan jawaban yang diterima WR. "Jika jawabannya 90 persen benar, diduga kuat memang ada praktik perjokian. Namun jika jawabannya banyak salah, maka WR hanyalah korban penipuan," ungkapnya.

SNMPTN di Surabaya diikuti oleh 36.436 peserta. Mereka ditempatkan di sejumlah lokasi ujian yang ditetapkan panitia lokal, di antaranya di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya, dan IAIN Sunan Ampel.