Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Zaman Orba, Minyak Menjelma Jadi Ribuan Puskesmas dan SD Inpres"

Kompas.com - 02/07/2024, 14:38 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

Fitur yang perlu ditambahkan dalam dua model ini, dia menambahkan, adalah kemudahan bisnis, penyederhanaan perizinan, serta pembentukan Petroleum Fund Management untuk menampung dana minyak sebagai tabungan jangka panjang guna mendukung program intensifikasi, konservasi, dan diversifikasi energi.

Menurut Kholid, disertasinya mempunyai implikasi teoritis dan praktis. Secara teoritis, reformasi kelembagaan ala NPM yang tertuang dalam desain pemisahan fungsi di sektor minyak terbukti gagal.

"Kegagalan ini menambah daftar panjang kritik atas kegagalan reformasi berbasis liberalisasi ala NPM," papar Kholid.

Secara praktis, terangnya, penelitian ini berimplikasi terhadap perubahan organisasi jika diadaptasi ke dalam kebijakan yaitu (1) pembubaran SKK Migas, (2) perombakan status Pertamina menjadi Non-Listed Public Company (NLPC), dan (3) pembentukan Petroleum Fund Management.

Izin Usaha Pertambangan untuk Ormas Keagamaan

Sebelumnya, Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah baru menerima proposal permintaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari NU.

Baca juga: Nikah Massal di Magelang, Maharnya Getuk Gondok dan Lukisan Kaligrafi

"Baru NU, mereka datang, kami ajak komunikasi, yang lainnya belum," tutur Bahlil.

Bahlil mengungkapkan, pemerintah menyiapkan dua skema terkait perizinan IUP batu bara kepada ormas keagamaan.

Pertama, ormas mengajukan permohonan kepada pemerintah. Kedua, pemerintah memberikan izin usaha kepada ormas.

Bahlil membantah pemberian IUP kepada ormas keagamaan melanggar UU. Justru, kata Bahlil, hal ini merupakan upaya pemerataan kesejahteraan dan retribusi sesuai UUD 1945 pasal 33.

Kekecewaan di akar rumput

Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima tawaran pemerintah untuk mengelola tambang batu bara menuai kritik dari kalangan akar rumputnya sendiri.

Baca juga: Terapkan Parkir Berlangganan, Pemko Medan Rekrut Ulang Jukir

Keresahan dan kekecewaan atas keputusan itu mengemuka dari Desa Wadas, Jawa Tengah, yang mayoritas warganya adalah Nahdliyin dan telah merasakan pahitnya menjadi korban tambang.

“Kami kaget dengan pernyataan tokoh-tokoh NU belakangan ini, kok NU malah mau berperan dalam kerusakan lingkungan? Dulu NU mengharamkan kerusakan lingkungan, kok sekarang menghalalkan?” beber Tabudin, salah satu warga NU sekaligus korban tambang di Wadas, Minggu (9/6/2024).

“Kami tidak akan percaya lagi, lembaga sebesar NU kok ngomongnya seperti itu,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla menyadari bahwa pihaknya saat ini mendapat perundungan akibat persoalan tersebut.

Baca juga: Pilkada Solo, Gerindra Klaim 6 Parpol Sepakat Usung Mangkunegara X

Akan tetapi, dia menilai, perundungan itu merupakan risiko atas pilihan yang diambil oleh pihaknya.

"Kalau kita telaah percakapan di media sosial sekarang ini, PBNU menjadi bully-an luar biasa. NU yang sudah terang-terang menerima (IUP), sekarang di-bully di mana-mana," ungkap Ulil, Rabu (26/6/2024).

"Ya tidak apa-apa, itu bagian dari risiko, 'jer basuki mawa bea' kalau kata orang Jawa, tidak ada sesuatu kenikmatan tanpa dilalui dengan usaha yang keras," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] 13 WN Taiwan Penjahat Kelas Berat Ditangkap | Gibran Tinggalkan Mobil Dinas Lagi

[POPULER NUSANTARA] 13 WN Taiwan Penjahat Kelas Berat Ditangkap | Gibran Tinggalkan Mobil Dinas Lagi

Regional
Berkunjung ke Tanjungpinang, Wajib Coba Kuliner Mie Lendir

Berkunjung ke Tanjungpinang, Wajib Coba Kuliner Mie Lendir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Regional
Pulau Setan di Kawasan Mandeh, Tempat Wisatawan Mencari Ketenangan

Pulau Setan di Kawasan Mandeh, Tempat Wisatawan Mencari Ketenangan

Regional
Melihat Tradisi Oncor-Oncoran di Malam Tahun Baru Islam di Banyuwangi

Melihat Tradisi Oncor-Oncoran di Malam Tahun Baru Islam di Banyuwangi

Regional
Bupati Banyuwangi Dorong Petani Pakai Pupuk Organik

Bupati Banyuwangi Dorong Petani Pakai Pupuk Organik

Regional
Disidik, Dugaan Pungutan Liar Dana BOS SD/SMP di Majene

Disidik, Dugaan Pungutan Liar Dana BOS SD/SMP di Majene

Regional
Pengidap HIV di Aceh Utara Terus Bertambah, Kini Ada 187 Orang

Pengidap HIV di Aceh Utara Terus Bertambah, Kini Ada 187 Orang

Regional
7 Hari Dicari Hanya Perahu yang Pulang, 1 Nelayan Babel Hilang

7 Hari Dicari Hanya Perahu yang Pulang, 1 Nelayan Babel Hilang

Regional
Kronologi Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD Lampung Tengah, Berawal dari Tradisi Pernikahan

Kronologi Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD Lampung Tengah, Berawal dari Tradisi Pernikahan

Regional
Sosok Lugu Itu Jadi Pelaku Pembunuhan Sadis Penagih Utang di Sumbar...

Sosok Lugu Itu Jadi Pelaku Pembunuhan Sadis Penagih Utang di Sumbar...

Regional
4 Pelaku Pengeroyokan Pelajar di Palopo Dibekuk, 3 Masih di Bawah Umur

4 Pelaku Pengeroyokan Pelajar di Palopo Dibekuk, 3 Masih di Bawah Umur

Regional
Buronan Perusak Cagar Alam Faruhumpenai di Luwu Timur, Ditangkap

Buronan Perusak Cagar Alam Faruhumpenai di Luwu Timur, Ditangkap

Regional
Polisi Sebut Istri Bos Distro “Anti Mahal” Tak Terlibat Pembunuhan

Polisi Sebut Istri Bos Distro “Anti Mahal” Tak Terlibat Pembunuhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com