Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tercatat, 2.794 Balita di Lebak Kekurangan Gizi

Kompas.com - 14/06/2024, 16:05 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

RANGKAS BITUNG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Banten, mencatat 2.794 anak bawah lima tahun positif kekurangan gizi, sehingga berpotensi menimbulkan peningkatan prevalensi stunting dan turunnya derajat kualitas kesehatan.

"Balita yang mengalami kekurangan gizi mudah juga terserang berbagai penyakit penyerta," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Lebak Nurul Isnaeni di Rangkasbitung, Lebak, Jumat (14/6/2024).

Menurut Nurul, seperti dikutip Antara, penyebab anak balita mengalami kekurangan gizi adalah karena pola asuh yang salah, seperti anak tidak diberikan makanan yang bergizi dan kurang protein.

Baca juga: Kurang Gizi Jadi Penyebab Prevalensi Stunting Sulit Turun

Untuk itu Pemerintah Daerah melakukan 11 intervensi terhadap balita kekurangan gizi, agar tidak menimbulkan prevalensi stunting baru untuk mempersiapkan generasi emas 2045.

Ke-11 intervensi itu yaitu, pertama pada remaja dengan melakukan kegiatan aksi bergizi. Kedua pemberian tablet tambah darah (TTD). Ketiga memberikan edukasi dan dilakukan skrining HB terhadap remaja.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Nurul Isnaeni . ANTARA/Mansur Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Nurul Isnaeni .

Keempat, ibu hamil harus ditangani dokter puskesmas maupun klinik dengan dilakukan enam kali pemeriksaan kehamilan, juga dilakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi kesehatan janin.

Kelima, air susu ibu (ASI) eksklusif selama dua tahun. Keenam, pemberian imunisasi lengkap. Ketujuh, pemantauan pengukuran badan.

Kedelapan, sanitasi dan air bersih. Kesembilan, pendataan dan kesepuluh pemberian makanan tambahan (PMT), serta kesebelas pemberian edukasi.

"Kami menilai intervensi itu bisa tidak melahirkan balita kekurangan gizi maupun stunting," kata Nurul.

Baca juga: Anak Kurang Gizi, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Dia lalu berharap, semua elemen masyarakat bisa membantu intervensi pemerintah setempat guna tidak melahirkan anak yang mengalami kekurangan gizi.

Selama ini, kata dia, fasilitas sanitasi di Lebak masih tergolong buruk. Berdasarkan hasil survei dari 345 desa/kelurahan di Lebak, warga yang sudah memiliki jamban sehat cuma sekitar 33 persen.

Sisanya, masih buang air besar (BAB) di kebun maupun sungai.

Selain itu, angka pernikahan usia dini pun tergolong tinggi, meski pemda menggandeng Kementerian Agama (Kemenag) untuk sosialisasi pernikahan, perempuan 19 tahun dan laki-laki 21 tahun.

Berdasarkan data Dinkes Lebak 2023, tercatat 2.794 balita kekurangan gizi, 445 balita mengalami gizi buruk, dan 3.736 balita stunting

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com