Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dipulangkan ke Demak, Penghuni Goa di Jepara Kini Menghilang Lagi

Kompas.com - 11/06/2024, 20:32 WIB
Nur Zaidi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Guntur (57) bersama anak lelakinya inisial IHP (7) sempat viral di media sosial lantaran tinggal di Goa Ujungbatu, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng).

Guntur merupakan warga asal Desa Jungsemi, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.

Usai viral, Guntur dan anaknya lantas dijemput oleh perangkat Desa Jungsemi yang sudah berada di Dinas Sosial Jepara pada Kamis (6/6/2024).

Baca juga: Menilik Sesaji Rewanda, Tradisi Memberi Makan Penghuni Goa Kreo Semarang

Kepala UPTD Rumah Pelayanan Sosial (Rumpelsos) Demak, Aniek Shaubichati mengatakan, pada Senin (10/6/2024) pihaknya bersama rombongan Dinas P2PA Demak mendatangi Desa Jungsemi, namun yang bersangkutan telah pergi lagi.

Menurutnya, setelah kembali ke Desa Jungsemi, Guntur tinggal di rumah adiknya yang bernama Siti Mujaroh.

"Ternyata setelah kita sampai di sana, PM (penerima manfaat) sudah tidak di rumah. Info tersebut kami terima karena kita kroscek langsung ke desa," kata Aniek kepada Kompas.com di temui di kantornya, Selasa (11/6/2024).

Aniek menjelaskan, Guntur tinggal di rumah adiknya hanya tiga hari, kemudian ia memaksa adiknya untuk dibawa lagi ke Jepara dan kali ini dengan tujuan pemakaman.

Ia mengaku mendengarkan langsung pembicaraan itu saat Perangkat Desa Jungsemi meminta keterangan dari Siti.

"Bu Siti itu karena diancam di bawah tekanan, beliau mengantar sampai di Jepara di Makam Kerpus Kuasen setelah ada pembicaraan itu. Jadi kita tidak bisa ketemu," terangnya.

"Itu posisinya pihak desa saja tidak tahu, makannya konfirmasi ke saudaranya tadi. Adiknya, kecolongan sebetulnya, pihak desa sebetulnya ingin seperti kami, menindaklanjuti," sambung dia.

Soal anak yang bersama Guntur

Aniek menambahkan, inisial IHP sendiri merupakan anak kandung Guntur dari istri siri ketiganya yang merupakan warga Jepara.

Ia menikah sebanyak tiga kali, satu kali menikah resmi dan sudah bercerai, dan pernikahan kedua dan ketiganya dilakukan secara siri.

Dari informasi, lanjut Aniek, Guntur pergi lagi lantaran kehidupannya bersama sang anak tidak ingin diganggu oleh siapapun.

Guntur juga memiliki tujuan bertemu salah seorang tokoh agama untuk masa depan anaknya.

"Yang kita gali dari desa, dia kan kepinginnya tidak ingin ada yang mengganggu, keinginan dia itu dia sama anaknya (bertemu) Syeh siapa itu biar anaknya bisa melanjutkan," ungkapnya.

"Jadi kami juga belum tahu kronologi penyebabnya. Apakah dari awal menggelandang begitu atau bagaimana," sambung dia.

Aniek menambahkan, Guntur dan anaknya sempat tinggal di Rumpelsos Demak pada Juni 2022 lalu, namun karena tidak bertah hanya bertahan selama 4 hari.

Baca juga: Dua Nenek di Sumenep yang Tinggal di Gubuk Reyot Terima Bantuan Pembaca Kompas.com

"Kita kasih obat tapi kembali lagi Pak Guntur tidak betah akhirnya keluar," ujarnya.

Pada saat itu, Guntur dirawat di Rumpelsos Demak karena ada laporan dari warga, setiap harinya terdapat anak kecil yang menangis di rumah lantaran dikunci dan ditinggal kerja sang ayah.

"Menurut informasi dari warga sekitar PM sudah pergi 8 tahun yang lalu dan sempat kembali ke Jungsemi pada 2022 dan tinggal di rumah kosong milik Bapak Zamwarir," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com