Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pengeroyokan Siswa di Kota Batu Dikeluarkan dari Sekolah, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Kompas.com - 05/06/2024, 20:57 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Pihak SMPN 2 Kota Batu memutuskan mengeluarkan dari sekolah atau drop out empat tersangka pengeroyokan temannya.

Korban berinisial RKW (14) tewas dikeroyok lima tersangka MA (13), KA (13), AS (13), MI dan KB (13), yang merupakan teman satu kelas dan teman bermain korban.

Empat tersangka merupakan siswa kelas 7 SMPN 2 Kota Batu, sedangkan satu siswa yakni MI merupakan siswa SMPN 1 Pujon.

Kepala Sekolah SMPN 2 Kota, Batu, Ida Misaroh mengatakan, para tersangka sudah masuk kategori pelanggaran berat, sehingga sekolah memberikan hukuman dikeluarkan.

"Mengacu pada tata tertib sekolah dan hasil rapat pihak sekolah, ini masuk pelanggaran berat. Kategorinya A sehingga sanksinya dikeluarkan,” kata Ida Misaroh saat dihubungi, Rabu (5/6/2024).

Baca juga: Fakta Kasus Perundungan Tewaskan Siswa SMP di Kota Batu, Korban Alami Pendarahan Otak

Lebih lanjut Ida menjelaskan, meski telah ditetapkan sanksi dikeluarkan dari sekolah terhadap empat tersangka MA (13), KA (13), AS (13) dan KB (13) yang statusnya merupakan siswa SMPN 2 Kota Batu, namun ada mekanisme administrasi yang harus dilakukan pihak sekolah.

“Kami juga harus membuat surat berita acara terkait ini untuk dikirimkan ke dinas pendidikan,” ujarnya.

Terancam hukuman 15 tahun penjara

Selain dikeluarkan dari sekolah, kelima pelaku juga terancam hukuman 80 ayat 3 junto pasal 76 huruf C undang-undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 15 tahun.

Diberitakan sebelumnya, Ida menjelaskan, empat tersangka memang sering bermasalah.

Baca juga: Tewas Dikeroyok Teman, Siswa SMP di Kota Batu Sempat Merintih Kesakitan ke Keluarga

Persoalan para pelaku ABH memiliki perilaku menjadi beringas karena dipengaruhi oleh salah satu temannya yang memiliki masalah keluarga.

Anak-anak tersebut saat bermasalah ditangani oleh wali kelas atau guru bimbingan konseling.

"Dalam tanda kutip dia sering memukul temannya, kami tangani, dan seterusnya seperti itu, tetapi kembali lagi posisinya di sekolah aman. Kembali kepada keluarga (tidak tahu seperti apa)," kata IM, Sabtu (1/6/2024).

Korban RK meninggal sempat mengeluh kesakitan kepada kelurganya kemudian dilarikan ke rumah sakit, Jumat (31/5/2024).

RK bercerita kepada ibunya bahwa dirinya dikeroyok teman-temannya. Korban dinyatakan meninggal pada pukul 11.00 WIB sebelum menjalani operasi.

Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Pelaku Pengeroyokan yang Tewaskan Siswa SMP di Batu Dikeluarkan dari Sekolah, Ini Kata Kepsek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com