Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Siswi SMA 3 Purwokerto Diterima di 12 Universitas Luar Negeri

Kompas.com - 03/06/2024, 10:59 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Seorang siswi SMA Negeri 3 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Alivia Rahma Azzahra (18), diterima di 12 universitas ternama di dunia.

Universitas tersebut tersebar di Amerika, Kanada, Australia dan Belanda.

Namun rencananya, Alivia akan mengambil jurusan Teknik Mesin di University of California, Berkeley.

Remaja asal Desa Pejogol, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas ini menceritakan, diterima di universitas tersebut melalui Beasiswa Indonesia Maju Program Persiapan.

"Saya mengikuti pelatihan di Bali selama setahun saat pertengahan kelas XI. Ada empat anak dari Banyumas tahun ini yang mengikuti program yang sama," tutur Alivia saat dihubungi, akhir pekan kemarin.

Baca juga: Cerita Abdul Rahman Padel, Jemaah Haji Termuda di Palopo yang Gantikan Ayahnya, Ternyata Seorang Hafiz Al Quran

Alivia mengatakan, seleksi yang dijalaninya cukup berat, yaitu seleksi bahasa Inggris, matematika, dan tes minat bakat. Terakhir, dilanjutkan dengan wawancara.

Lolosnya Alivia sempat membuat sejumlah orang terkejut, karena sekolahnya selama ini dikenal unggul dalam bidang olahraga.

"Jujur SMA 3 adalah satu-satunya sekolah negeri di Purwokerto yang tidak masuk top 1.000 sekolah dan terkenal dengan olahraganya. Jadi orang-orang cukup terkejut saya yang bisa masuk ke beasiswa persiapan ini," katanya lagi.

Baca juga: Biaya Kuliah di Binus Tahun Ajaran 2023/2024


Sempat down dan minder

Alivia mengaku, sempat ada sedikit rasa minder saat mengikuti seleksi. Namun ia tak patah semangat dengan terus belajar.

"Melihat banyak sekolah top dari daerah lain juga membuat minder. Jadi yang saya lakukan adalah belajar, mencari peluang untuk meningkatkan kualitas aplikasi pendaftaran saya ke universitas yang saya inginkan dan berdoa tentunya," kata dia.

Mental Alivia juga sempat down karena banyak orang yang mengatakan bahwa masuk kuliah di luar negeri lebih mudah dibanding dengan universitas di Tanah Air.

"Tapi setelah SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi), ternyata teman-teman dari beasiswa luar negeri ini juga banyak yang diterima di perguruan tinggi negeri top 3 dalam negeri," ungkap dia.

Baca juga: Biaya Kuliah di Binus Tahun Ajaran 2022/2023

livia ingin kuliah di luar negeri karena melihat orang-orang di sekitarnya kuliah di luar negeri. Namun kebanyakan, mereka kuliah jenjang S2.

"Kebanyakan orang di sekitar saya yang saya kagumi juga kuliah di luar negeri seperti om dan tante saya, tapi S2. Dan kebanyakan orang yang kuliah di luar negeri pasti S2, jadi saya berniat ingin kuliah di luar negeri dari S1. Dan ternyata ada kesempatan untuk itu," ujar Alivia.

Saat ini, Alivia sedang mengikuti pembekalan di Jakarta. Kemungkinan dia akan berangkat untuk kuliah pada Agustus nanti.

"Sekarang saya sedang mendalami pelajaran, ada kelas fisika, kimia, matematika, yang berhubungan dengan STEM (Science, Technology, Engineering and Math)," kata Alivia.

Baca juga: Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Dikenal humble dan berprestasi

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 3 Purwokerto, Joko Budi Santoso mengatakan, Alivia berprestasi dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN). Alivia juga dikenal sosok yang ramah dan mudah bergaul.

"Alivia itu sosok yang ramah humble, dan komunikatif. Ia juga berprestasi dalam OSN. Kami para guru sering berkomunikasi dengannya dan berdiskusi menguatkan mentalnya untuk belajar," kata Joko.

Joko berharap, Alivia dapat menjadi inspirasi siswan yang lain untuk mengikuti jejaknya.

Terpisah, Ketua Komite Sekolah SMA Negeri 3 Purwokerto Agus Nur Hadie berpesan, kisah Alivia dapat menjadi motivasi teman-temannya agar tidak hanya mengukir prestasi tingkat nasional, tapi juga internasional.

"Semoga dengan adanya Alivia ini maka akan muncul Alivia Alivia lain," kata Agus.

Baca juga: Belum Lulus Kuliah, Bisakah Mahasiswa Daftar Seleksi CPNS?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com