Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Pemda Larang "Study Tour", Pelaku Wisata di Magelang: Keputusan Aneh dan Reaksioner

Kompas.com - 18/05/2024, 17:01 WIB
Egadia Birru,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com – Sejumlah pemerintah daerah (pemda) kompak merilis aturan dan edaran berupa pembatasan karyawisata (study tour) yang digelar sekolah. Tindakan ini diambil untuk merespons kecelakaan maut rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang terjadi di Ciater, Subang, Jawa Barat, yang menewaskan 11 murid serta guru.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, misalnya, mengeluarkan edaran lewat nota dinas 421.7/00371/SEK/III/2024 terkait larangan kegiatan karyawisata.

Baca juga: Sayangkan Larangan Study Tour di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Ketua Forum Daya Tarik Wisata Kabupaten Magelang, Edward Alfian mengatakan, kebijakan tersebut tidak akan merampungkan masalah kecelakaan berulang dalam kegiatan ini. Sebab, problem utamanya pada pengaturan armada transportasi.

“Larangan itu ngawur. Keputusan yang aneh dan reaksioner,” cetusnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/5/2024).

Edward menilai, kesan yang muncul dengan pembatasan tersebut yaitu study tour tidak memberikan efek pembelajaran bagi siswa. Padahal, karyawisata salah satu metode belajar di luar kelas yang mampu memotivasi pembelajaran lebih luas bagi siswa.

“Kebijakan seperti ini tentunya akan memberatkan kami, khususnya yang segmentasinya pelajar,” ujarnya.

Di lain sisi, karyawisata yang dilakukan para siswa berpotensi mengungkit sektor ekonomi di lokasi tujuan. Kemudian, juga memberi manfaat ekonomi bagi sektor terkait seperti akomodasi, transportasi, dan makanan.

“Larangan atau pembatasan study tour dampaknya multiefek. Misalnya, (pelaku) UMKM. Pelajar ini, kami mengamati, banyak membeli produk-produk UMKM yang tersedia di tempat wisata,” kata Edward.

Menurut dia, seharusnya dinas perhubungan masing-masing daerah merilis daftar perusahaan otobus yang tertib pada pengaturan armada transportasi.

“Sehingga, ini bisa menjadi rekomendasi bagi sekolah maupun biro perjalanan, tidak hanya untuk kegiatan study tour,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com