Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Ilegal Burung Kicau Liar, Pakai Kamuflase Penangkaran?

Kompas.com - 06/05/2024, 15:16 WIB
Tri Purna Jaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Lembaga non-pemerintah atau non government organization (NGO) menilai maraknya penyelundupan burung kicau liar di Lampung memanfaatkan penangkar yang memiliki izin.

Direktur Yayasan Flight Indonesia, Marison Guciano mengatakan, persoalan penyelundupan burung dari hutan yang tidak pernah selesai, adalah karena banyaknya pemegang izin edar dan izin penangkaran yang "nakal".

"Mereka memang memiliki izin edar dan izin penangkaran, tetapi mereka menampung dan mengedarkan burung liar yang asal-usulnya tidak jelas," kata Marison melalui keterangan tertulis, Senin (6/5/2024).

Baca juga: Setiap Hari, 3.250 Ekor Burung Liar di Sumatera Berkurang Akibat Perburuan Ilegal

Fakta ini diketahui dari hasil ungkap Balai Karantina Lampung atas penyelundupan 2.540 ekor burung kicau liar di Pelabuhan Bakauheni, Sabtu (4/5/2024).

Seekor burung liar dilindungi yang diselamatkan dari perdagangan ilegal.KOMPAS.COM/DOK. Humas Polda Lampung Seekor burung liar dilindungi yang diselamatkan dari perdagangan ilegal.

Menurut Marison, berdasarkan data yang dimiliki organisasinya, pengirim ribuan burung itu memiliki izin penangkaran dan izin edar yang berada di Kota Bandar Lampung.

"Namun, burung-burung yang hendak diselundupkan kemarin adalah burung yang dicuri dari alam dan hendak dibawa ke pasar burung di Jawa," kata dia.

Dengan fakta itu, Marison mengatakan, izin edar dan penangkaran yang dipegang oleh pengirim hanyalah kamuflase untuk menampung burung-burung yang asalnya diambil secara ilegal dari alam.

"Hal ini bisa terus terjadi karena pengawasan yang lemah, dan adanya kemungkinan petugas yang 'bermain' dengan para pemegang izin edar dan izin penangkaran yang nakal," kata dia.

Baca juga: Mengenal Burung Urban, Jenis Burung Liar yang Bisanya Hidup di Kota

Dia menambahkan, burung-burung liar Indonesia, terutama jenis burung kicau, sedang mengalami krisis populasi, karena perburuan dan perdagangan ilegal yang tidak terkendali.

"Penyelundupan burung liar Sumatera ke Jawa secara besar-besaran terus terjadi dengan pintu keluar utama di Pelabuhan Bakauheni, Lampung," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com