SEMARANG, KOMPAS.com - Normalisasi Sungai Tenggang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) akan dikebut untuk mencegah banjir susulan.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, normalisasi Sungai Tenggang sedang dilelang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) senilai Rp 300 miliar.
"Lelang ini semoga bisa selesai April atau Mei, sehingga bisa mempercepat proses normalisasi. Kita sudah supporting dengan pembangunan jembatan Nogo Sosro di atas Kali Tenggang," jelas perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut, Selasa (19/3/2024).
Baca juga: Cerita Siswa SMKN Jateng Jadi Volunteer di Posko Banjir Kota Semarang
Solusi lainnya yakni pembangunan tanggul tol laut Semarang-Demak yang saat ini sedang dilakukan pemerintah pusat.
Dalam pembangunan tersebut, akan ada kolam retensi seluas 250 hektar untuk penampungan air yang diharapkan bisa mengentaskan banjir di Semarang bagian timur.
“Kita harapkan dengan adanya upaya-upaya yang disupport oleh kementerian, wilayah di Trimulyo dan wilayah Genuk dan Kelurahan Tambakrejo, Gayamsari, semuanya termasuk Muktiharjo ini bisa terselesaikan,” jelasnya.
Selain itu, upaya relokasi juga bisa dilakukan untuk warga yang kerap terdampak banjir. Relokasi ini bisa dilakukan di lahan milik Pemkot Semarang.
“Kita juga mendapatkan pencerahan terkait anggaran untuk rehab, perbaikan rumah, relokasi, di mana tanah bisa milik pemkot, anggaran untuk rumahnya dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” imbuhnya.
Sebelumnya, Banjir di kawasan Trimulyo, Genuk, Kota Semarang menjadi perhatian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bahkan Kepala BNPB, Letjen Suharyanto meninjau langsung banjir di Kecamatan Genuk, Semarang. Kepada para korban banjir, Suharyanto mengingatkan bahwa yang rumahnya rusak akibat banjir berhak mendapat ganti rugi.
Suharyanto mengatakan, bantuan Rp 60 juta akan diberikan kepada masyarakat yang rumahnya rusak berat.
"Rumah rusak berat (bantuannya) Rp 60 juta. Rumah rusak sedang Rp 30 juta. Rumah rusak ringan Rp 15 juta. Nah untuk menentukan rumah rusak berat, ringan, sedang, nanti ada juknis (petunjuk teknis)," jelasnya.
Baca juga: Banjir Demak Meluas, Warga Ramai-ramai Bendung Ruas Jalan
Selama pembangunan rumahnya berlangsung, warga yang tidak punya tempat tinggal lain juga akan diberi bantuan tambahan Rp 500.00 per bulan.
Dia meminta pemerintah daerah mengakses bantuan tersebut.
"Nah coba ini bisa diakses oleh pemerintah daerah, pemerintah kota, sehingga apa pun yang diderita oleh masyarakat terdampak itu betul-betul ada solusinya. Jadi bukan hanya saat banjir saja diberikan bantuan, begitu banjirnya selesai ditinggal, tidak seperti itu," tandas Suharyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.