KOMPAS.com - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan 3 sampel kerupuk mengandung boraks dalam jajanan takjil yang dijual di sentra takjil di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (18/3/2024).
Pengawasan takjil dilakukan di empat titik sentra takjil yang ada di Kota Mataram yaitu Lapangan Pagutan, Panji Tilar, Tembolak dan sepanjang Jalan Majapahit.
Petugas BPOM mengambil sebanyak 82 sampel jajan takjil di antaranya pempek, cilok, bakso, gula kapas, kerupuk, terasi, siomay, kurma, es campur, cantik manis dan tahu.
Baca juga: BPOM Ungkap Ciri-ciri serta Bahaya Penggunaan Boraks dan Formalin dalam Makanan
"Telah dilakukan uji cepat terhadap formalin, boraks, rhodamin B dan methanil yellow dengan hasil 79 sampel memenuhi syarat dan 3 sampel kerupuk tidak memenuhi syarat mengandung boraks," ujar Kepala BPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan usai melakukan pengawasan di sentra takjil lapangan Pagutan, Senin (18/3/2024).
Yosef menjelaskan, boraks di bidang industri biasanya digunakan sebagai bahan pupuk, las, dan racun semut. Tetapi kerap disalahgunakan untuk mengenyalkan dan merenyahkan makanan.
Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks biasanya tidak mudah melempem atau lebih lama renyah dan ada rasa getir pahit di ujung lidah.
Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, makanan mengandung bahan berbahaya bisa mengakibatkan kerusakan fungsi hati, ginjal dan kanker.
Setelah menemukan kerupuk mengandung boraks, BPOM melakukan pembinaan dan meminta pedagang menandatangani surat pernyataan.
Baca juga: Para Penjual Takjil di Kota Batu Bakal Kena Inspeksi Mendadak
BPOM juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan penelusuran asal pembuatan kerupuk dan melakukan pembinaan.
"Kita akan telusuri ke sumbernya kita akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan bagaimana kita melakukan pembinaan."
"Ini kan UMKM nanti akan kita bina bagaimana memproduksi bahan pangan yang tidak berbahaya," kata Yosef.
Saat ini BPOM sudah menemukan formula baru untuk membuat kerupuk tanpa bahan kimia berbahaya yaitu menggunakan perenyah makanan.
BPOM bersama Dinas Kesehatan turun terpadu melakukan pengawasan jajan takjil dalam rangka memberikan rasa aman rasa nyaman umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa.
Baca juga: Indahnya Toleransi di Salatiga, Umat Katolik Berbagi Takjil untuk Muslim yang Berpuasa
Selain mengambil sampel dan uji cepat, BPOM juga melakukan edukasi kepada pedagang bahwa makanan yang dijual harus aman dari cemaran fisik, bebas cemaran kimia yaitu bebas dari bahan berbahaya, dan bebas dari cemaran biologi.
Pihaknya mengimbau masyarakat agar pandai-pandai memilih jajanan takjil yang bersih dan aman dikonsumsi.
"Pastikan makanan itu penjualnya bersih, tempatnya bersih, tertutup, agar kontaminasi yang berpotensi terjadinya resiko kesehatan bisa diminimalkan," kata Yosef.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.