Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Tinggi, Nelayan Lebak Sudah Seminggu Tak Melaut

Kompas.com - 13/03/2024, 12:10 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Antara

LEBAK, KOMPAS.com - Nelayan tradisional di pesisir selatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sejak sepekan terakhir ini tidak melaut akibat badai dan gelombang tinggi.

"Kami memastikan produksi tangkapan ikan menurun, karena adanya cuaca buruk itu," kata Ketua Koperasi Nelayan Bina Muara Sejahtera Binuangeun Kabupaten Lebak Wading, di Kabupaten Lebak, Rabu (13/3/2024).

Para nelayan tradisional tidak dapat melaut karena badai dan gelombang laut tinggi serta awal puasa Ramadhan. Mereka lebih memilih tinggal di rumah.

Selama ini, tinggi gelombang di perairan selatan Banten dan Samudra Hindia berkisar antara 2,5-4,0 meter.

Selain itu juga tiupan angin cukup kencang disertai hujan dan petir.

Baca juga: Nelayan Tewas Terseret Ombak saat Hendak Kuras Perahu di Ngada NTT

Kondisi demikian, membuat para nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil dengan mesin motor tempel itu tidak berani melaut.

"Semua nelayan yang tidak melaut itu sebagai anggota koperasi dan kini mereka usaha lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga," kata Wading.

Juneadi (55) seorang nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Panto, Kabupaten Lebak -misalnya. Dia mengaku bersama nelayan lainnya mengaku tidak melaut karena badai dan gelombang tinggi.

Bahkan, temannya sempat diterjang gelombang tinggi saat memutuskan tetap melaut, dan beruntung masih selamat.

"Kami melihat cuaca buruk juga awal puasa Ramadhan, sehingga memilih tinggal di rumah," kata dia.

Baca juga: Angin Kencang dan Gelombang Pasang Landa Garut, Perahu Nelayan Rusak

Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Rizal Ardiansyah mengatakan, jika melaut pun nelayan harus menggunakan alat keselamatan, di antaranya pelampung.

Saat ini, jumlah nelayan di pesisir selatan Kabupaten Lebak mulai Pantai Binuangeun, Karangmalang, Bagedur, Cihara, Suka Hujan, Pasput, Cibobos, Panggarangan, Bayah, Karangtaraje, Pulomanuk, dan Sawarna mencapai 3.600 orang.

Dari jumlah tersebut, yang melaut hanya sekitar 10 persen.

"Kami telah menyampaikan surat peringatan dini kewaspadaan gelombang tinggi ke seluruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pangkalan Pelabuhan Ikan ( PPI) agar tidak menimbulkan kecelakaan laut," kata Rizal.

Bahkan, berdasarkan informasi ada kapal nelayan KM Mugi Jaya dari PPI Binuangeun Kabupaten Lebak hilang kontak dengan keluarganya sejak melaut Jumat (8/3/2024) hingga Rabu (13/3/2024).

KM Mugi Jaya membawa empat nelayan, yakni Arba, Acil, Anggi, dan Masita. Biasanya saat melaut, jika berangkat Jumat, maka seharusnya mereka sudah kembali pada Sabtu sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Liburan Bareng Sekolah, Murid TK di Musi Rawas Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Liburan Bareng Sekolah, Murid TK di Musi Rawas Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Regional
Wisata Pagubugan Melung di Banyumas: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Wisata Pagubugan Melung di Banyumas: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Regional
Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Regional
Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Regional
Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Regional
Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Regional
Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Regional
Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Regional
Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Regional
PDI-P Deklarasi Koalisi dengan PKB, PPP, dan Partai Ummat pada Pilkada Padang

PDI-P Deklarasi Koalisi dengan PKB, PPP, dan Partai Ummat pada Pilkada Padang

Regional
Semua Pengungsi Rohingya di Aceh Barat Kabur dari Tempat Penampungan

Semua Pengungsi Rohingya di Aceh Barat Kabur dari Tempat Penampungan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com