Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinilai Berkampanye Implisit, Pengamat Undip Minta Ketua Bawaslu Tegur Jokowi

Kompas.com - 01/02/2024, 11:24 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pengamat Politik sekaligus mantan Ketua Bawaslu Pertama, Nur Hidayat Sardini menganjurkan Bawaslu untuk tegas memberi teguran pada Presiden Jokowi.

Pasalnya,  kepala pemerintahan RI itu disebut telah melakukan kampanye secara implisit dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Jawa Tengah dan DIY beberapa hari terakhir.

Baca juga: Sapa Pedagang di Pasar Kota Wonogiri, Presiden Jokowi Dapati Harga Beras Naik

 

"Akan lebih bagus jika Bawalsu tidak sekadar melakukan pencegahan melalui pengiriman surat, tetapi langsung pada upaya peneguran," tutur dosen FISIP Universitas Diponegoro melalui sambungan telepon, Kamis (1/2/2024).

Menurutnya sebagai pengawas pemilu yang independen, Bawaslu memiliki kewenangan untuk memberi teguran pada potensi pelanggaran pemilu. Tak terkecual untuk menegur Presiden RI.

"Bawaslu kan punya otoritas untuk menegur kepada siapapun dari warga negara ini bila ada hal-hal yang tidak beres dalam urusan pemilu," tegas sosok yang akrab dipanggil NHS itu.

Menurutnya, kunjungan kerja Jokowi di Jawa Tengah dan sekitarnya belakangan ini bukan tanpa alasan.

NHS menilai, ada masalah yang lebih serius membutuhkan kehadiran Jokowi daripada Jawa.

"Kalau tidak dikaitkan dengan urusan pilpres, kenapa enggak juga mengajak Pak Anies, Pak Muhaimin, Pak Ganjar, atau Pak Mahfud. Enggak salah kalau orang menerjemahkan kalau itu punya motif untuk berkampanye juga secara implisit," lanjutnya.

Bahkan kritik terhadap Jokowi itu juga datang dari kalangan dosen dan mahasiswa UGM dalam "Petisi Bulaksumur" yang menyebut sikap keberpihakan Jokowi saat ini jauh dari prinsip demokrasi.

Untuk itu, NHS mengatakan, langkah Bawaslu yang sempat bersurat kepada Presiden untuk mencegah penyalahgunan fasilitas negara dan pelanggaran dinilai sudah tepat.

Baca juga: Sivitas Akademika UGM Bacakan Petisi Bulaksumur, Jokowi Dinilai Menyimpang dari Prinsip dan Moral Demokrasi

 

Namun, NHS berharap Bawaslu dapat lebih tegas merespon potnsi kecurangan yang terjadi selama tahapan kampanye pemilu ini.

"Saya rasa Bawaslu sudah benar, dalam rangka mencegah dari apa yang mungkin punya akses terhadap kontruksi tentang ada ketidakbenaran terhadap prosedur, nah bisa dengan surat (teguran) tidak lagi hanya menghimbau, tapi menegur, instrumentasi itu boleh," tuturnya.

Upaya peringatan maupun teguran itu merupakan sikap yang lazim diambil Bawaslu demi mewujudkan pemilu yang luber-jurdil. Diketahui, Luber-Jurdil merupakan akronim dari Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil.

"Karena pemilik otoritas dalam pengawasan pemilu dalam rangka menjaga kualitas pemilu atau quality assurance dari Bawaslu. Saya kan diam-diam pernah jadi Ketua Bawaslu pertama di republik ini, jadi paham," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Air Mati sejak Kamis, Warga Batam Beli Air Isi Ulang untuk Salat Jumat

Aliran Air Mati sejak Kamis, Warga Batam Beli Air Isi Ulang untuk Salat Jumat

Regional
11 Orang Mendaftar di Demokrat untuk Pilkada Demak 2024, 8 di Antaranya Pendatang Baru

11 Orang Mendaftar di Demokrat untuk Pilkada Demak 2024, 8 di Antaranya Pendatang Baru

Regional
Kronologi Pria di Kapuas Hulu Tewas Dicekik Teman, Ribut Perkara Bayar Minuman Keras

Kronologi Pria di Kapuas Hulu Tewas Dicekik Teman, Ribut Perkara Bayar Minuman Keras

Regional
Gerindra Beri Lampu Hijau ke Ade Bhakti untuk Maju Pilkada Dibandingkan Wali Kota Semarang

Gerindra Beri Lampu Hijau ke Ade Bhakti untuk Maju Pilkada Dibandingkan Wali Kota Semarang

Regional
Video Warga Berebut Gunungan BH Saat Karnaval HUT Ke-278 Kabupaten Sragen Viral di Medsos, Bapak-bapak Tak Mau Ketinggalan

Video Warga Berebut Gunungan BH Saat Karnaval HUT Ke-278 Kabupaten Sragen Viral di Medsos, Bapak-bapak Tak Mau Ketinggalan

Regional
Mengintip Potensi SPAL-DT yang Diresmikan Jokowi di Pekanbaru

Mengintip Potensi SPAL-DT yang Diresmikan Jokowi di Pekanbaru

Regional
Viral di Medsos, Mahasiswa UIN Palembang Diduga Plagiat Skripsi, Dekanat Sebut Belum Ada Laporan

Viral di Medsos, Mahasiswa UIN Palembang Diduga Plagiat Skripsi, Dekanat Sebut Belum Ada Laporan

Regional
Kejati Papua Barat Endus Dugaan Kejahatan Perbankan yang Melibatkan Oknum TNI

Kejati Papua Barat Endus Dugaan Kejahatan Perbankan yang Melibatkan Oknum TNI

Regional
Kisah Slamet Buka Jasa Pembersihan Kelelawar, Pelanggannya hingga di Kota Besar

Kisah Slamet Buka Jasa Pembersihan Kelelawar, Pelanggannya hingga di Kota Besar

Regional
Terbukti Pungli DAK, Mantan Sekdis Pendidikan Ketapang Divonis 5 Tahun Penjara

Terbukti Pungli DAK, Mantan Sekdis Pendidikan Ketapang Divonis 5 Tahun Penjara

Regional
Geng Motor Meresahkan, Tim Khusus dan Satgas Dibentuk di Sekolah Pematang Siantar

Geng Motor Meresahkan, Tim Khusus dan Satgas Dibentuk di Sekolah Pematang Siantar

Regional
Oknum Polisi Tersangka Pemerkosa Siswi SD di Ambon Terancam Dipecat

Oknum Polisi Tersangka Pemerkosa Siswi SD di Ambon Terancam Dipecat

Regional
Dugaan Korupsi Dinas Pendidikan Sumbar, 1 Tersangka Mangkir

Dugaan Korupsi Dinas Pendidikan Sumbar, 1 Tersangka Mangkir

Regional
Pasutri di Tegal 'Berebut' Rekom Calon Bupati dari PDI-P di Pilkada 2024, Ini Alasannya...

Pasutri di Tegal "Berebut" Rekom Calon Bupati dari PDI-P di Pilkada 2024, Ini Alasannya...

Regional
Kata Ade Bhakti soal Potensi Lawan Wali Kota Semarang di Pilkada 2024

Kata Ade Bhakti soal Potensi Lawan Wali Kota Semarang di Pilkada 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com