PONTIANAK, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menilai ketidakseriusan mengawal adalah salah satu penyebab Indeks Persepsi Korupsi stagnan.
“Indeks korupsi stagnan karena kita tidak serius mengawal itu. Kalau serius pemerintahan yang baik diciptkan, mesti tegas, tidak pilih-pilih,” kata Ganjar, di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu (31/2/2024).
Sekarang ini, terang Ganjar, orang-orang berbicara soal sandera politik. Sehingga, panglima sekarang bukan lagi hukum, melainkan politik.
Baca juga: Warga Gunungkidul Diduga Dianiaya saat Kunjungan Jokowi, Ganjar: Masak Sih Gitu Aja Baper
“Ketika kita membiarkan seperti ini, posisinya cukup terkalahkan. Dan panglimanya bukan lagi hukum, tapi politik,” ucap Ganjar.
Sebagai informasi, IPK Indonesia pada tahun 2023 berada di angka 34, yang membuat peringkat Indonesia merosot menjadi 115 dari 180 negara di tahun 2023.
Sedangkan di tahun 2022, peringkat Indonesia berada di angka 110 dari 180 negara.
Skor ini pun membuat Indonesia berada jauh di bawah Singapura. Demikian juga, berada di bawah Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Secara berurutan, skor IPK Singapura berada di angka 83 pada tahun 2023, stagnan dibanding tahun lalu.
Diikuti Malaysia dengan skor 50, Timor Leste dengan skor 43, Vietnam dengan skor 41, dan Thailand dengan skor 35.
Adapun negara ASEAN lain yang berada pada angka yang sama atau di bawah Indonesia adalah Filipina dengan skor 34, Laos dengan skor 28, Kamboja 22, dan Myanmar 20.
Baca juga: Bertemu Anak Muda dan Mahasiswa di Pontianak, Ganjar Sebut Masih Ada Ketidakadilan di Indonesia
Tercatat, ada delapan indikator yang digunakan Transparency International dalam menyusun IPK.
Dari delapan indikator, ada satu indikator atau sumber data mengalami penurunan dibanding temuan tahun sebelumnya, yaitu PRS international Country Risk Side yang merosot tiga poin dari 35 menjadi 32.
Jika ditarik lebih jauh maka terjadi penurunan sebesar 16 poin dalam dua tahun terakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.