Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Santri Tersangka Pengeroyokan di Blitar Tidak Ditahan, Polisi: Dapat Jaminan Keluarga

Kompas.com - 08/01/2024, 20:18 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 17 santri di Kabupaten Blitar, Jawa Timur ditetapkan tersangka pengeroyokn rekannya hingga meninggal.

Kepala Satreskrim Polres Blitar AKP Feby Pahlevi Rizal mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan, lanjutnya, pengeroyokan itu dipicu oleh pencurian uang milik sejumlah santri yang diduga dilakukan oleh korban.

Para tersangka dijerat Pasal 80 Ayat 3 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman kurungan maksimal 15 tahun.

Para santri tidak ditahan

Feby menambahkan bahwa 17 anak yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu berusia 14 hingga 16 tahun. Pihak kepolisian belum menahan para tersangka.

Baca juga: 17 Santri Ponpes di Blitar Ditetapkan Tersangka Usai Keroyok Rekan sampai Meninggal

“Kami dapat jaminan keluarga, dan untuk kebaikan anak, maka tidak kami tahan. Jaminan bahwa mereka tidak akan melarikan diri, tidak akan mengulangi perbuatan yang sama, dan tidak akan menghilangkan barang bukti,” jelasnya.

Menurutnya, sejauh ini pihak kepolisian telah memeriksa 25 orang saksi.

Feby membenarkan bahwa pihaknya juga akan meminta keterangan pengelola pondok pesantren, tempat peristiwa pengeroyokan itu terjadi.

Petistiwa pengerorokan tersebut terjadi pada Selasa (2/1/2024) tengah malam. Beberapa hari usai menjalani perawatan di rumah sakit, MAR mengembuskan napas terakhir, Minggu (7/1/2024).

“Berdasarkan hasil penyelidikan, telah kami tetapkan sebanyak 17 anak yang terlibat dalam pengeroyokan itu sebagai tersangka. Mereka adalah yang berada anak-anak yang berada di pondok pesantren tersebut,” ujar Kepala Satreskrim Polres Blitar AKP Feby Pahlevi Rizal saat ditemui di lobi Mapolres Blitar, Senin (8/1/2024).

Feby mengatakan bahwa pengeroyokan dilakukan oleh 17 anak dengan tangan kosong dan sejumlah benda seperti kabel, gagang sapu dan batang kayu.

“Ada yang menggunakan tangan kosong, kemudian ada kabel seterika, sapu, dan batang kayu. Benda-benda itu juga yang kami amankan sebagai barang bukti,” tuturnya.

Baca juga: Cari Kucing di Plafon, Warga di Blitar Kaget Temukan Granat Aktif di Rumah Pensiunan TNI AL

Diberitakan sebelumnya, MAR menjadi korban pengeroyokan oleh belasan rekan santrinya pada Selasa (2/1/2024) tengah malam di sebuah pondok pesantren yang ada di Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar, hingga saat ini sudah ada 17 santri yang mengakui terlibat pengeroyokan terhadap MAR.

Kepala Tata Usaha Kantor Kemenag Kabupaten Blitar, Syaikhul Munib, mengatakan bahwa pengeroyokan itu diduga dipicu oleh kekesalan sejumlah santri yang merasa kehilangan uang.

Mereka menduga uang tersebut dicuri oleh MAR pada awal Desember lalu. Munib mengungkapkan, pengurus pondok telah turun tangan guna memediasi masalah tersebut.

Menurutnya, MAR telah mengaku mencuri uang rekan-rekan santri.

“Setelah itu situasi sudah tenang. Kemudian masuk masa libur akhir tahun. Entah kenapa kemudian terjadi pengeroyokan itu setelah mereka kembali masuk pondok Januari ini,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com