Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Tebal, Penerbangan di Bandara Bima Terganggu

Kompas.com - 05/01/2024, 09:47 WIB
Junaidin,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terganggu sejak Kamis (4/1/2024) sore sampai Jumat (5/1/2024) pagi.

Hal itu menyusul sebagian besar wilayah Bima dan Dompu tengah diselimuti kabut tebal yang menyebabkan jarak pandang terbatas atau kurang dari 5 kilometer.

Baca juga: Sempat Tutup 5 Hari akibat Erupsi Lewotobi, Bandara Maumere Kembali Dibuka

"Sampai saat ini belum ada pergerakan penerbangan, baik yang berangkat maupun yang datang. Maskapai masih menunggu kondisi cuaca membaik," kata Kepala Unit Penyelenggara Bandara Bima, Fitra Jaya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat.

Fitra mengungkapkan, aktivitas penerbangan terganggu sejak Kamis (4/1/2024) sore kemarin, yang mana sejumlah maskapai dari Lombok dan Denpasar membatalkan penerbangan ke Bima karena faktor cuaca.

Kondisi tersebut praktis membuat penerbangan untuk keberangkatan dari Bandara Bima pagi ini tersendat, sebab maskapai yang direncanakan tiba sore kemarin yang akan membawa penumpang hari ini.

"Pagi ini kita tunggu kedatangan pesawat dari Lombok dan Denpasar. Dia datang dulu baru berangkat lagi," jelasnya.

Secara umum, lanjut dia, kondisi landasan dan terminal Bandara Bima saat ini aman untuk aktivitas penerbangan. Namun terkait kondisi cuaca yang mengganggu penerbangan itu menjadi ranah BMKG Bima.

Baca juga: Puncak Bogor Hujan Deras, Wisatawan Diminta Waspadai Kabut Tebal dan Jalan Licin

Kabut tebal di Bima

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bima, Syaiful Annas menjelaskan, fenomena kabut yang terjadi saat ini di wilayah Bima dan Dompu merupakan udara kabur atau Haze.

Kekaburan udara ini disebabkan partikel-partikel kering di udara yang disebabkan adanya penebalan lapisan inversi.

"Di mana suhu lapisan atas lebih tinggi daripada lapisan bawah sehingga partikel kecil melayang di atmosfer, tidak dapat naik atau tertahan pada atmosfer lapisan bawah," ungkap Annas dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat.

Menurutnya, kondisi tersebut menyebabkan jarak pandang berkurang atau kurang dari 5 kilometer, sehingga berisiko mengganggu aktifitas penerbangan dan pelayaran.

"Hal ini dapat menggangu aktivitas masyarakat dalam penerbangan maupun pelayaran," kata Annas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Salatiga Berpotensi Diikuti Yaris Jilid 3, Kok Bisa?

Pilkada Salatiga Berpotensi Diikuti Yaris Jilid 3, Kok Bisa?

Regional
Warga Wadas Anggap Mekanisme Konsinyasi Cacat Hukum

Warga Wadas Anggap Mekanisme Konsinyasi Cacat Hukum

Regional
PPDB SMA/SMK Jateng 2024/2025 Resmi Dibuka 6 Juni, Berikut Posko Aduan bagi Calon Peserta Didik

PPDB SMA/SMK Jateng 2024/2025 Resmi Dibuka 6 Juni, Berikut Posko Aduan bagi Calon Peserta Didik

Regional
Sakit Hati Hubungan Asmara Tak Direstui, Pria di Kalsel Sebar Foto dan Video Asusila Mantan Kekasih

Sakit Hati Hubungan Asmara Tak Direstui, Pria di Kalsel Sebar Foto dan Video Asusila Mantan Kekasih

Regional
Pemuda di Kalsel Perkosa Nenek 54 Tahun, Pelaku Ternyata Residivis Kasus yang Sama

Pemuda di Kalsel Perkosa Nenek 54 Tahun, Pelaku Ternyata Residivis Kasus yang Sama

Regional
Kasus Korupsi Internet Desa, Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Mantan Wabup Flores Timur

Kasus Korupsi Internet Desa, Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Mantan Wabup Flores Timur

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Bubarkan Demonstran Pakai Parang, Bupati Halmahera Utara Mengaku untuk Lindungi Tamu di Rumahnya

Bubarkan Demonstran Pakai Parang, Bupati Halmahera Utara Mengaku untuk Lindungi Tamu di Rumahnya

Regional
Dua Anggota Gangster Pelaku Pembacokan Pemuda di Semarang Ditangkap, Empat Masih Buron

Dua Anggota Gangster Pelaku Pembacokan Pemuda di Semarang Ditangkap, Empat Masih Buron

Regional
Mantan Wali Kota Bima Divonis 7 Tahun Penjara atas Kasus Korupsi

Mantan Wali Kota Bima Divonis 7 Tahun Penjara atas Kasus Korupsi

Regional
Pekerjakan Remaja di Salon Pijat Plus, Muncikari di Semarang Jadi Tersangka

Pekerjakan Remaja di Salon Pijat Plus, Muncikari di Semarang Jadi Tersangka

Regional
Sopir Mengantuk, Brio Terjun ke Saluran Irigasi di Kulon Progo

Sopir Mengantuk, Brio Terjun ke Saluran Irigasi di Kulon Progo

Regional
Loncat ke Sungai Jajar, Bocah SD di Demak Ditemukan Meninggal Dunia

Loncat ke Sungai Jajar, Bocah SD di Demak Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
[POPULER REGIONAL] Respons Sandiaga Uno soal Putusan MA | Bus Wisata Terguling di Tawangmangu

[POPULER REGIONAL] Respons Sandiaga Uno soal Putusan MA | Bus Wisata Terguling di Tawangmangu

Regional
PSI Beri Sinyal Dukung Kapolda Luthfi Maju Pilkada Jateng

PSI Beri Sinyal Dukung Kapolda Luthfi Maju Pilkada Jateng

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com