Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahfud MD Pernah Diminta Rp 1,6 Triliun untuk Jadi Cawapres, tapi PDIP Gratis

Kompas.com - 01/12/2023, 19:50 WIB
Acep Nazmudin,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, blak-blakan pernah ditawari posisi jadi calon wakil presiden dari partai tertentu. Namun ia diminta bayar Rp 1,6 triliun.

Hal tersebut dikatakan Mahfud saat mengisi acara holaqoh kebangsaan yang dihadiri ratusan ulama dan santri di Pondok Pesantren Mathlaul Anwar atau Malnu Menes, Kabupaten Pandeglang, Jumat (1/12/2023).

Saat itu, Mahfud mendapat pertanyaan dari kyai yang jadi peserta. Ia bertanya mengenai posisi Mahfud sebagai cawapres yang bukan dari hasil meminta posisi tersebut.

Baca juga: Mahfud Berencana Keliling Pesantren untuk Raih Kemenangan di Banten

Mahfud kemudian menjawab dengan mengisahkan beberapa tahun lalu saat para ulama datang ke rumahnya dan bertanya apakah Mahfud ada niat untuk jadi cawapres atau tidak.

“Waktu beliau tanya, saya gak punya uang, karena kalau dipikiran orang banyak jadi cawapres uangnya harus miliaran, triliunan, saya bilang gak punya uang,” kata Mahfud, Jumat.

Sejak saat itu, dia belum pernah satu kali pun melamar untuk mendapatkan posisi sebagai cawapres. Karena tidak punya uang.

Baca juga: Berkunjung ke Pandeglang, Mahfud MD Borong Emping Melinjo 10 Kilogram

“Saya gak pernah melamar betul. Bukan tidak mau, tidak pernah, karena tidak berani, kalau melamar lalu ditanya, uangnya berapa?” tutur Mahfud.

Hingga suatu ketika, banyak orang-orang dari partai datang menemui dirinya dan menawarkan posisi cawapres.

Mereka kemudian mensyaratkan jika ingin menjadi cawapres harus menyediakan sejumlah uang.

“Bapak kalau mau jadi cawapres harus menyediakan uang, untuk saksi (saja) 1,6 triliun. Untuk saksi, belum kampanye belum apa, ya sudah saya enggak mau daftar,” ungkap mahfud.

Setelah itu, Mahfud kemudian menceritakan soal tawaran yang datang dari PDIP agar Mahfud mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

“Tiba-tiba dipanggil Bu Mega, ndak usah pake uang, ini perjuangan, itu Bu Mega,” ujar Mahfud.

Padahal Mahfud pernah mengira, untuk melamar ke PDIP harus membayar dengan harga mahal, namun ternyata malah gratis.

“Ini perjuangan Pak Mahfud, hukum harus ditegakan, korupsi merajalela, sudah PDIP dan kawan-kawan percaya Pak Mahfud jadi Cawapres, tanda tangan,” kata Mahfud menirukan ucapan Ketua Umum PDIP Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com