Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Sensasi Abad 17 di Kota Tua Padang

Kompas.com - 12/11/2023, 13:05 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Antara

PADANG, KOMPAS.com - Senja yang baru saja turun melukiskan landscape cantik di sepanjang Sungai Batang Arau, Kawasan Pelabuhan Muaro, Padang, Sumatera Barat.

Cahaya matahari yang kian redup menyisakan pantulan warna jingga di atas riak sungai yang tenang.

Beberapa kapal yang tertambat di pinggir sungai mengayun lembut dalam ritme yang melankolis.

Siluet gedung-gedung peninggalan Belanda yang berjejer di pinggir Batang Arau melengkapi keindahan itu.

Semua pemandangan itu seperti ingin membawa penikmatnya untuk melompati waktu menuju akhir abad 17.

Ketika itu, perusahaan dagang BelandaVereenigde Oostindische Compagnie (VOC) membangun kawasan Pelabuhan Muaro sebagai pusat perdagangan.

Berabad-abad memang telah lewat. Masa keemasan Pelabuhan Muaro sebagai sebuah bandar perdagangan besar juga sudah menjadi sejarah.

Namun peninggalan VOC di pinggiran Batang Arau itu masih tersisa.

Jejeran bangunan yang pernah menjadi perkantoran dan gudang beragam komoditas seperti emas, batu bara, teh, kopi, kapur barus, garam dan kemenyan masih berdiri melewati berabad-abad waktu.

Sebagian bangunan berarsitektur Eropa peninggalan Belanda itu saat ini telah berubah fungsi menjadi kafe dengan lampu warna-warni.

Baca juga: Mengenal Sejarah Kota Tua Jakarta, Jantung Ibu Kota di Masa Lampau

Menyajikan sajian kekinian dan hiburan musik "live". Keindahan yang terekam jelas bisa menikmatinya dari atas Jembatan Siti Nurbaya yang membentang di atas sungai Batang Arau.

Tidak jauh dari Jembatan Siti Nurbaya, berdiri megah Gedung GEO Wehry & CO.

Gedung kantor sekaligus gudang dari firma atau perusahaan ekspor-impor terbesar di Hindia-Belanda (Indonesia) pada masa kolonial itu yang didirikan pada 1911 dan diresmikan pada 1920.

Gedung yang saat ini menjadi aset dari PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) itu adalah gedung yang paling besar di sepanjang Sungai Batang Arau. Tingginya yang mencapai 24 meter, amat mencolok.

Bangunan itu, seperti sebagian bangunan peninggalan Belanda di pinggiran Sungai Batang Arau, sebelumnya telah menjadi bangunan terlantar, tidak terpelihara, kusam dan mulai lapuk dimakan usia.

Keindahannya hanya bisa dinikmati saat telah menjadi siluet di kala senja.

Namun sekarang, pemugaran besar-besaran dilakukan terhadap bangunan yang telah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Padang.

Kepala Divisi Manajemen dan Aset PT PPI, Syulia Rahmayanti mengatakan, Gedung GEO Wehry & CO direvitalisasi untuk pemberdayagunaan aset milik negara.

PT PPI bekerja sama dengan mitra dari Jakarta mengalihfungsikan gedung itu menjadi restoran dan kafe.

Anggaran revitalisasi sepenuhnya ditanggung oleh pihak penyewa, namun mereka tidak boleh mengubah arsitektur bangunan sesuai aturan rancangan cagar budaya.

Konsep kerja sama itu, menurut Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda merupakan sebuah terobosan.

Pemerintah daerah tidak memiliki anggaran yang mencukupi untuk melakukan revitalisasi puluhan bangunan peninggalan Belanda di pinggiran Sungai Batang Arau, termasuk juga anggaran untuk pemeliharaan yang diperkirakan juga tidak kalah besarnya.

Padahal, bangunan-bangunan yang menyimpan banyak sejarah itu merupakan aset yang bisa dikembangkan menjadi sebuah destinasi bertaraf dunia.

Karena itu, mendatangkan investor merupakan salah satu solusi yang bisa diambil dalam upaya merevitalisasi aset daerah itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Regional
Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Regional
Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Regional
Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Regional
Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Regional
Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Regional
Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Regional
Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Regional
PDI-P Deklarasi Koalisi dengan PKB, PPP, dan Partai Ummat pada Pilkada Padang

PDI-P Deklarasi Koalisi dengan PKB, PPP, dan Partai Ummat pada Pilkada Padang

Regional
Semua Pengungsi Rohingya di Aceh Barat Kabur dari Tempat Penampungan

Semua Pengungsi Rohingya di Aceh Barat Kabur dari Tempat Penampungan

Regional
Penuh dengan Kegiatan, Ini Sederet Event di Kota Tangerang pada Juni 2024

Penuh dengan Kegiatan, Ini Sederet Event di Kota Tangerang pada Juni 2024

Kilas Daerah
Cerita Peltu Zainuri, Dapat Hadiah Umrah dari Pangdam XIV Hasanuddin karena Turunkan Angka Stunting di Luwu Utara

Cerita Peltu Zainuri, Dapat Hadiah Umrah dari Pangdam XIV Hasanuddin karena Turunkan Angka Stunting di Luwu Utara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com