Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal "Kampung Mati" yang Viral di Medsos, Pemkot Semarang Beri Penjelasan

Kompas.com - 17/10/2023, 16:25 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Warga Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) dihebohkan oleh video di media sosial (medsos) yang memperlihatkan sebuah "Kampung Mati" di Kelurahan Cepoko Semarang. 

Permukiman yang disebut kampung mati tersebut berada di sudut Kota Semarang yang berbatasan dengan Kabupaten Ungaran, Jateng. 

Namun, apakah benar Kampung Mati itu ada di desa tersebut? 

Baca juga: Penampakan Kampung Mati di Semarang, Dulu Ternyata Perumahan Elit pada 1980-an

Lurah Desa Cepoko, Dwi Setyo Febrianto mengatakan, tidak ada Kampung Mati di tempatnya. Apa yang viral di media sosial beberapa waktu lalu merupakan kabar yang tidak benar. 

"Sebenarnya bukan Kampung Mati, wilayah perumahan itu berada di RT 04 RW 01. Disebut kampung itu kan harus ada 1 RW minimal," jelasnya saat ditemui di kantornya, Selasa (17/10/2023). 

Dia menjelaskan, daerah yang biasanya disebut kampung mati itu disebabkan karena bencana atau terisolir dari daerah lain. 

"Namun ini aksesnya mudah," kata dia. 

Berdasarkan data yang masuk di kelurahan, sebagian rumah tersebut saat ini sudah dibeli oleh warga Cepoko yang merupakan pengusaha sukses bernama Sumardani. 

"Kurang lebih ada 7 rumah yang sudah dibeli. Total awalnya ada 12 rumah di situ," imbuh Dwi. 

Saat ini, masih ada satu rumah yang sampai saat ini masih dihuni. Rumah tersebut digunakan untuk usaha gas elpiji. 

"Itu rumah Pak Sumardani juga," paparnya. 

Baca juga: Cerita Satu-satunya Warga yang Masih Tinggal di Kampung Mati Cepoko Semarang, Banyak yang Datang Malam Hari

Meski membantah disebut Kampung Mati, Dwi tak memungkiri jika banyak bangunan yang terbengkalai di perumahan yang disebut Kampung Mati itu. Namun, soal kenapa rumah tersebut ditinggalkan penghuninya dia mengaku tak tau pasti. 

"Ada rumor kalau tidak ditempati karena ada makhluk halus. Rumor lain juga ada, katanya karena diganggu pencuri," ungkap Dwi. 

Belakangan, banyak warga yang membuat konten di lokasi tersebut tanpa izin dari pemilik, penghuni dan pihak kelurahan. Hal itulah yang menurutnya disayangkan. 

"Kalau dari kami pemangku wilayah, harus meluruskan, memang kami maklum pemilik di situ terganggu banyak orang yang bikin acara uka uka di situ. Harusnya minta izin yang punya," paparnya. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com