Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Salatiga Kecanduan Judi Online, Terjerat Pinjol, Hidup Tak Lagi Nyaman

Kompas.com - 13/10/2023, 23:03 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

 

SALATIGA, KOMPAS.com - Gara-gara judi, hidup Gatot (nama samaran) warga Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Jawa Tengah menjadi berantakan.

Tak hanya secara ekonomi, tapi juga rumah tangganya sempat terancam bubar.

Pria beranak dua ini kecanduan judi online hingga hartanya tak tersisa. Pekerjaannya pun hilang, kemudian dia menjadi driver ojek online dan saat ini mulai menata hidup dengan menjadi sopir.

Gatot mengatakan awalnya dia bermain judi online hanya iseng.

Baca juga: Pria di Blitar Diceraikan Istri karena Kecanduan Judi Online

"Awalnya itu tahun 2021-an, main hanya kadang-kadang, iseng ngisi waktu, main QiuQiu dan Poker," ucapnya, Jumat (13/10/2023) saat ditemui.

"Biasa main setelah terima uang gaji, depo Rp 200.000, kalau kalah ya istirahat, tidak main. Tapi kalau ada uang, main lagi, hanya sporadis," kata Gatot.

Kemudian saat 2022 heboh game slot, dia semakin rutin bermain. Game pertama yang dimainkannya karena suka, Gates of Olympus.

"Tertarik karena banyak teman yang main terus dapat cuan. Kepingin ikut dapat cuan juga dong," kata Gatot sembari tertawa.

"Iming-imingnya, kalau maxwin 5.000 x Bet, jadi Bet Rp 1.000 kalau menang bisa mendapat Rp 5 juta. Menggiurkan, karena hitungannya banyak," kata Gatot.

Dia menjelaskan cara mainnya. Awal depo antara Rp 25.000 hingga Rp 100.000, taruhan Rp 200 hingga Rp 400.

"Selanjutnya tinggal memencet tombol aplikasi atau kadang beli scatter yang pengkalinya banyak," terangnya.

Baca juga: 3 Operator Judi Online di Bali Divonis 2,5 Tahun Penjara

Scatter itu, kata Gatot, harganya 100 kali taruhan dan dapatnya 15 kali putaran.

"Ada pengkali yang dua kali sampai 500 kali, beda game beda scatter lagi," papar Gatot.

Seiring berjalan waktu, dia yang awalnya menghabiskan uang antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000 untuk judi, mulai tak terkontrol.

"Meningkat, jadi minimal Rp 500.000 sampai Rp 1 juta, itu per hari" kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com