LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Warga di Desa Motong Are, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengeluhkan air sumur mereka yang tercemar. Air di dalam sumur warga berwarna hijau dan berbau Bahan Bakar Minyak (BBM).
Diduga, air sumur itu tercemar akibat bocornya saluran BBM di SPBU Motong Are.
"Ini sudah berlangsung 4 bulan di tempat kami, tapi kami ragu mau lapor, khawatir hanya saya yang merasakan, tapi ternyata banyak yang sumurnya bau BBM," kata Nasir, warga Dusun Nyiurlembang, Desa Motong Are, kepada Kompas.com, Rabu (4/10/2023).
Baca juga: Buaya Muncul di Atas Keramba Nelayan Lombok Barat, BKSDA Lakukan Pemantauan
Dari pantauan Kompas.com, sumur milik Nasir memang berbau BBM. Selain itu, sebagian tanamannya meranggas serta daunnya rusak dan kering.
Bahkan, ada sumur warga yang berwarna hijau mirip pertalite dengan bau BBM. Warga terpaksa mengunakan air sumur tersebut untuk mandi.
Baca juga: Pertamina soal Sumur Warga Kediri Tercemar: Indikasi Kebocoran Pipa Pertamax
"Untuk minum kami terpaksa membeli air galon, karena takut jika diminum, membahayakan kesehatan juga," kata Nasir.
Begitu juga dengan air sumur milik Ibu Emil. Air di sumur itu sebagian besar berwarna hijau dan berbau pertalite. Sejak tiga bulan terakhir, dia dan keluarganya tak lagi minum air sumur tersebut.
"Kami sempat pakai mandi, tapi kok baunya seperti bau BBM, di muka dan badan rasanya tidak nyaman, akhirnya kami gunakan sumur lain untuk kebutuhan mandi," katanya.
Kondisi air yang tercemar itu sudah lama terjadi. Namun, warga ragu melaporkannya langsung kepada pihak SPBU.
"Kami sudah lama mengalami masalah ini tetapi khawatir melapor, takutnya dianggap mengada-ada, tetapi setelah melihat banyak sumur warga lain yang juga tercemar, kami melapor ke SPBU melalui kepala desa agar bisa segera ada solusinya," kata Nasir.
Sementara itu, aktivitas di SPBU Montong Are berjalan lancar. Petugas SPBU juga sudah melakukan pengecekan ke sumur-sumur warga.
Pengawas SPBU Motong Are, Muhammad Solihan menjelaskan, mereka telah mengetahui apa yang dikeluhkan warga, namun belum bisa memastikan penyebab sumur-sumur warga itu tercemar BBM.
"Kami sudah lapor ke pimpinan, akan diperiksa, tetapi kami belum bisa pastikan apakah ada kebocoran atau tidak. Kita hanya sekedar mengawasi. Di tempat penampungan BBM tak ada masalah," katanya.
Dia juga mengatakan, munculnya informasi SPBU kehilangan 2 ton atau 2.000 liter BBM di dalam penampungan dalam sebulan merupakan hal yang wajar.
"Itu wajar ya, dalam sebulan kehilangan 2.000 liter, standarnya seperti itu, standar dosisnya harus 0,5 per penjualan selama 1 bulan," kata Solihan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.