WONOGIRI, KOMPAS.com-Surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) memunculkan kembali makam kuno dan kuburan orang-orang PKI di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Sebelum ditenggelamkan untuk pembangunan WGM pada tahun 1976, di lokasi yang tak jauh dari tempat pendaratan ikan (TPI) Ngebel, Kelurahan Wuryantoro terdapat ribuan makam warga Kecamatan Wuryantoro sejak abad 19.
Bahkan di kompleks makam tersebut, terdapat 13 makam orang PKI yang mati ditembak oleh petugas setelah tragedi G30 S PKI pada tahun 1965.
Baca juga: Banjir di Kota Solo, Bupati Wonogiri: Tak Terkait Pembukaan Pintu Air Waduk Gajah Mungkur
Tak hanya makam, banyak warga yang bermukim dan mendirikan rumah sebelum pindah transmigrasi ke luar Jawa lantaran ditenggelamkan untuk pembangunan WGM.
Pantauan Kompas.com di lokasi, nampak batu kijing dengan posisi berserakan. Bahkan kebanyakan sudah sudah rusak atau hancur akibat terkikis air. Kendati demikian masih ditemui sejumlah kijing yang berada di tempatnya.
Kijing-kijing itu rata-rata didominasi warna putih seperti bebatuan. Namun banyak kijing yang sulit terbaca nama jenazah dan tahun meninggalnya.
Baca juga: 5 Fakta Waduk Gajah Mungkur, dari Sejarah hingga Munculnya Makam Kuno
Beberapa warga yang ditemui Kompas.com, Sabtu (30/9/2023) bercerita bila musim kemarau panjang tiba, genangan air WGM di Desa Kenteng, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri surut.
Selain muncul makam kuno, surutnya air WGM menjadikan lahan dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam.
“Itu kuburan lama (kuno) untuk masyarakat Kecamatan Wuryantoro dan sekitarnya. Dan sebelahnya untuk menguburkan jenazah anggota PKI yang ditembak petugas. Jumlahnya sekitar 13 orang,” kata Sunyoto (71), warga Desa Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro.
Menurut Sunyoto, jumlah kuburan yang ditenggelamkan mencapai ribuan. Namun saat ditenggelamkan hanya sebagian ahli waris yang memindahkan jenazah atau kerangka ke makam lain.
Sementara warga lain yang ikut transmigrasi ke Jambi harus mengikhlaskan makam keluarganya ditenggelamkan tanpa ada kompensasi apapun dari pemerintah.
Sunyoto menjelaskan tak jauh di lokasi pemakaman terdapat dua dua desa yang dimukimi ribuan warga juga ikut ditenggelamkan.
Untuk diketahui, pembangunan bendungan yang menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan dan merelokasi sekitar 41.000 warga Wonogiri ke berbagai daerah dan pulau di Indonesia itu diresmikan pada 1981.
Ia menambahkan kuburan itu sudah digunakan sebelum era kemerdekaan RI. Banyak warga yang memakamkan jenazah di kuburan itu hingga jumlahnya mencapai ribuan.
Biasanya saat musim kemarau tiba, kata Sunyoto, banyak warga memanfaatkan lahan yang muncul lantaran air WGM surut untuk menanam tanaman mulai padi hingga komoditas pertanian lainnya.
Namun bila tak beruntung, saat air pasang warga tak bisa lagi memanen hasil pertanian yang sudah terlanjur diarea genangan WGM.
Senada dengan Sunyoto, Suharto warga setempat mengatakan kuburan itu akan terlihat manakala musim kemarau tiba. Bahkan kuburan itu akan terlihat hingga bulan Januari ketika musim penghujan tiba.
“Biasanya kuburan akan terlihat sampai Januari hingga musim hujan tenggelamkan lagi,” kata Suharto.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.