Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Surut, Muncul Makam Kuno dan Kuburan Anggota PKI

Kompas.com - 01/10/2023, 09:21 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com-Surutnya air Waduk Gajah Mungkur (WGM) memunculkan kembali makam kuno dan kuburan orang-orang PKI di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Sebelum ditenggelamkan untuk pembangunan WGM pada tahun 1976, di lokasi yang tak jauh dari tempat pendaratan ikan (TPI) Ngebel, Kelurahan Wuryantoro terdapat ribuan makam warga Kecamatan Wuryantoro sejak abad 19.

Bahkan di kompleks makam tersebut, terdapat 13 makam orang PKI yang mati ditembak oleh petugas setelah tragedi G30 S PKI pada tahun 1965.

Baca juga: Banjir di Kota Solo, Bupati Wonogiri: Tak Terkait Pembukaan Pintu Air Waduk Gajah Mungkur

Tak hanya makam, banyak warga yang bermukim dan mendirikan rumah sebelum pindah transmigrasi ke luar Jawa lantaran ditenggelamkan untuk pembangunan WGM.

Pantauan Kompas.com di lokasi, nampak batu kijing dengan posisi berserakan. Bahkan kebanyakan sudah sudah rusak atau hancur akibat terkikis air. Kendati demikian masih ditemui sejumlah kijing yang berada di tempatnya.

Kijing-kijing itu rata-rata didominasi warna putih seperti bebatuan. Namun banyak kijing yang sulit terbaca nama jenazah dan tahun meninggalnya.

Baca juga: 5 Fakta Waduk Gajah Mungkur, dari Sejarah hingga Munculnya Makam Kuno

Beberapa warga yang ditemui Kompas.com, Sabtu (30/9/2023) bercerita bila musim kemarau panjang tiba, genangan air WGM di Desa Kenteng, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri surut.

Selain muncul makam kuno, surutnya air WGM menjadikan lahan dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam.

“Itu kuburan lama (kuno) untuk masyarakat Kecamatan Wuryantoro dan sekitarnya. Dan sebelahnya untuk menguburkan jenazah anggota PKI yang ditembak petugas. Jumlahnya sekitar 13 orang,” kata Sunyoto (71), warga Desa Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro.

Menurut Sunyoto, jumlah kuburan yang ditenggelamkan mencapai ribuan. Namun saat ditenggelamkan hanya sebagian ahli waris yang memindahkan jenazah atau kerangka ke makam lain.

Sementara warga lain yang ikut transmigrasi ke Jambi harus mengikhlaskan makam keluarganya ditenggelamkan tanpa ada kompensasi apapun dari pemerintah.

Sunyoto menjelaskan tak jauh di lokasi pemakaman terdapat dua dua desa yang dimukimi ribuan warga juga ikut ditenggelamkan.

 

Untuk diketahui, pembangunan bendungan yang menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan dan merelokasi sekitar 41.000 warga Wonogiri ke berbagai daerah dan pulau di Indonesia itu diresmikan pada 1981.

Ia menambahkan kuburan itu sudah digunakan sebelum era kemerdekaan RI. Banyak warga yang memakamkan jenazah di kuburan itu hingga jumlahnya mencapai ribuan.

Biasanya saat musim kemarau tiba, kata Sunyoto, banyak warga memanfaatkan lahan yang muncul lantaran air WGM surut untuk menanam tanaman mulai padi hingga komoditas pertanian lainnya.

Namun bila tak beruntung, saat air pasang warga tak bisa lagi memanen hasil pertanian yang sudah terlanjur diarea genangan WGM.

Senada dengan Sunyoto, Suharto warga setempat mengatakan kuburan itu akan terlihat manakala musim kemarau tiba. Bahkan kuburan itu akan terlihat hingga bulan Januari ketika musim penghujan tiba.

“Biasanya kuburan akan terlihat sampai Januari hingga musim hujan tenggelamkan lagi,” kata Suharto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Duel Maut Residivis di Temanggung

Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Duel Maut Residivis di Temanggung

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
4 Orang Daftar Calon Bupati Jalur Independen di Jateng, 2 di Antaranya Tak Penuhi Syarat Dukungan

4 Orang Daftar Calon Bupati Jalur Independen di Jateng, 2 di Antaranya Tak Penuhi Syarat Dukungan

Regional
Takut Banjir Susulan, Warga Agam Berlarian Dengar Hujan Turun di Hulu Sungai

Takut Banjir Susulan, Warga Agam Berlarian Dengar Hujan Turun di Hulu Sungai

Regional
PKS Sumbawa Buka Pendaftaran Cabup dan Cawabup, Optimistis Menang dalam Pilkada 2024

PKS Sumbawa Buka Pendaftaran Cabup dan Cawabup, Optimistis Menang dalam Pilkada 2024

Regional
29 Eks Anggota OPM Ikrar Setia ke NKRI, Dulu Bergabung karena Diintimidasi

29 Eks Anggota OPM Ikrar Setia ke NKRI, Dulu Bergabung karena Diintimidasi

Regional
Gempa M 5,5 Lombok Utara, Warga Mataram Berhamburan ke Luar Rumah

Gempa M 5,5 Lombok Utara, Warga Mataram Berhamburan ke Luar Rumah

Regional
Jalan Protokol Demak Ditutup Malam Ini, Pengemudi Tujuan Semarang-Kudus Bisa Melalui Jalan Lingkar

Jalan Protokol Demak Ditutup Malam Ini, Pengemudi Tujuan Semarang-Kudus Bisa Melalui Jalan Lingkar

Regional
Petugas Damkar di Tegal yang Terlindas Mobil Pemadam Sudah Lewati Masa Kritis

Petugas Damkar di Tegal yang Terlindas Mobil Pemadam Sudah Lewati Masa Kritis

Regional
Beda dengan Tahun 2020, Pilkada Solo 2024 Tak Diikuti Calon Independen

Beda dengan Tahun 2020, Pilkada Solo 2024 Tak Diikuti Calon Independen

Regional
Mantan Gubernur Babel Kembali Dipanggil Jaksa, soal Izin Kebun Pisang Ditanami Sawit

Mantan Gubernur Babel Kembali Dipanggil Jaksa, soal Izin Kebun Pisang Ditanami Sawit

Regional
Adik yang Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten Alami Gangguan Jiwa

Adik yang Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten Alami Gangguan Jiwa

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Jelang Musim Tanam Padi, Petani dan TNI 'Perangi' Tikus di Rokan Hulu

Jelang Musim Tanam Padi, Petani dan TNI "Perangi" Tikus di Rokan Hulu

Regional
Ibu Negara Iriana Bakal Ikuti Parade Mobil Hias di Solo, Sejumlah Ruas Jalan Ditutup

Ibu Negara Iriana Bakal Ikuti Parade Mobil Hias di Solo, Sejumlah Ruas Jalan Ditutup

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com