Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Satu Ibu dari Bayi yang Tertukar di Bogor Enggan Tes DNA, Pihak RS Dua Kali Layangkan Surat Tapi Tak Direspons

Kompas.com - 12/08/2023, 17:21 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Keluarga dari pasangan M Thabrani (52) dan Siti Maulia (37) melaporkan pihak Rumah Sakit (RS) Sentosa, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat atas dugaan bayi tertukar.

Menanggapi hal tersebut, pihak RS Sentosa menjelaskan peristiwa tertukarnya bayi pasien mereka setahun yang lalu atau pada 18 Juli 2022.

Juru Bicara (Jubir) RS Sentosa, Gregg Djako mengatakan, peristiwa tersebut baru diketahui secara resmi oleh rumah sakit pada Mei 2023 atau 11 bulan setelah kejadian.

"Jadi informasi ini baru ketahuan setelah ibu Siti datang bertemu dengan manajemen bulan Mei di 2023. Setelah itu, kami mengadakan rapat dan hari berikutnya memanggil Ibu Siti untuk kemudian didengarkan informasinya," ujar Gregg saat ditemui di rumah sakit, Sabtu (12/8/2023).

Mengetahui hal tersebut, pihaknya tidak tinggal diam, mereka langsung menelusuri, memeriksa dokumen data bayi yang lahir dan dirawat setahun yang lalu.

Gregg menyebut, pihaknya kemudian mencocokkan data administrasi dengan bayi pasangan suami istri Thabrani dan Siti warga Ciseeng, Kabupaten Bogor.

Baca juga: Bayi Tertukar di Bogor, Pihak Rumah Sakit Sebut Salah Satu Ibu Menolak Tes DNA

Berdasarkan data administrasi dan rekam medis, ujar Gregg, memang saat itu ada dua bayi laki-laki yang baru dilahirkan, Senin (18/7/2022).

Sehingga, kedua ibu dari dua bayi laki-laki ini langsung ditelusuri dan ditemukan pasien B yang diduga kuat bahwa bayinya tertukar dengan bayi dari Ibu Siti.

Kedua perempuan yang bayinya tertukar itu akhirnya dipanggil untuk dilakukan tes DNA. Pihak RS memfasilitasi tes itu untuk diuji di laboratorium di Jakarta.

Satu ibu tidak bersedia tes DNA

Namun, kata Gregg, yang bersedia untuk tes DNA hanyalah bayi dari Ibu Siti Maulia. Sedangkan pasien B warga Tajur Halang, Kabupaten Bogor, tidak pernah mau datang dan tidak bersedia untuk tes DNA. RS memfasilitasi tes darah dan ternyata identik lalu dilanjutkan menfasilitasi tes DNA.

Hasilnya, bayi tersebut tidak identik atau bukan anak dari Ibu Siti.

Baca juga: Bayi Tertukar di Bogor, Pihak RS Bakal Penuhi Panggilan Polisi, Perawatnya Juga Siap Diperiksa

"Keyakinan pihak RS itu bayi Ibu Siti tertukar dengan ibu pasien B. Kan bayi laki-laki (dilahirkan) cuman ada 2 di rumah sakit ini. Jadi kita pastikan ada bayi tertukar setelah hasil tes DNA keluar. Ternyata, itu bukan bayinya ibu S," ungkapnya.

Setelah tes itu, pihak RS kemudian membacakan hasilnya di hadapan kedua ibu dari bayi yang tertukar, baik itu ibu atau pasien B dan keluarga ibu A atau ibu Siti. Dalam pertemuan terbuka itu, hasil tes DNA disampaikan secara terang benderang.

Saat ditanya kenapa pasien B menolak untuk tes, Gregg tak mengetahui pasti alasannya. Yang jelas, RS sudah bersurat sebanyak dua kali kepada ibu atau pasien B tersebut. Namun, kedua surat itu tidak dijawab.

Alasan ibu bayi tidak bersedia

Belakangan, pasien B yang diwakili pengacaranya menyatakan belum bersedia tes DNA.

"Dan hari ini, kami tetap meminta ibu pasien B menunjuk lembaga laboratorium tes DNA-nya. Nanti RS akan memfasilitasi semua. Kita proaktif, tidak mendiamkan, tidak menutupi dan kemudian menginginkan agar kasus seperti ini harus diselesaikan," terangnya.

Gregg tak menampik bahwa terjadi bayi tertukar dari pasien mereka. RS menyadari hal itu terjadi karena hasil tes DNA sudah ada. Kini, RS sedang berupaya menelusuri bagaimana bayi tersebut bisa tertukar dan tertukar dengan siapa.

Baca juga: Keberadaan Bayi Tertukar di Bogor Ditemukan, tapi Sang Ibu Enggan Tes DNA

"RS akan melakukan tes secara silang untuk mengetahui hasil mempuni, baru nanti kita memikirkan langkah selanjutnya seperti apa karena ini menyangkut manusia. Tapi kemudian yang jadi kendala adalah pasien B menyatakan secara mental dan psikologis dia belum siap. Kami menghargai itu," jelasnya.

Selain itu, menurut Siti Maulia, ibu dari bayi yang tertukar, pasien B berkeyakinan bahwa anak yang dirawatnya adalah anak kandungnya sendiri.

"Mereka enggak ngerespons. Bilangnya, 'Bayi saya enggak ketukar, mungkin ibu salah orang kali'," kata Siti.

Bahkan pihak rumah sakit sudah ikut membujuk, namun B tetap menolak.
Pihak rumah sakit juga telah memfasilitasi B untuk tes DNA, pasien B masih yakin bayinya pada Juli 2022 tidak tertukar.

Permintaan Siti melakukan tes DNA pada B bukan tanpa alasan.

Baca juga: Kronologi Bayi Tertukar di Bogor, Berawal dari Kecurigaan Saat Menyusui dan Gelang yang Tak Sesuai
Dugaan mengerucut pada B karena pada saat itu hanya ada dua bayi laki-laki yang ada di rumah sakit, yaitu bayi B dan Siti.

Siti pun telah melakukan tes DNA dan hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang dibawa Siti sejak Juli 2022 bukan anak kandungnya.

"Saya kalau salah orang, itu alamat dari rumah sakit enggak mungkin sampai sini," kata Siti.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terduga Ibu Asli Bayi Tertukar di Bogor Tidak Mau Tes DNA, Diduga Karena Alasan Ini

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Sebut Oknum Kades Terlibat dalam Kasus Pungli di Satpol PP Kebumen

Bupati Sebut Oknum Kades Terlibat dalam Kasus Pungli di Satpol PP Kebumen

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Berawal dari Kecurigaan Sang Ibu, Siswi SD di Ambon Diperkosa Oknum Polisi Berulang Kali

Berawal dari Kecurigaan Sang Ibu, Siswi SD di Ambon Diperkosa Oknum Polisi Berulang Kali

Regional
Warga Aceh Timur Takut Beraktivitas Usai Harimau Mangsa Sapi di Kebun

Warga Aceh Timur Takut Beraktivitas Usai Harimau Mangsa Sapi di Kebun

Regional
20 Persen Siswa SD di Padang Merokok

20 Persen Siswa SD di Padang Merokok

Regional
Satu Pelaku Penyerangan Satpam SMPN 1 Kasihan Bantul Anak Putus Sekolah, Ini Perannya

Satu Pelaku Penyerangan Satpam SMPN 1 Kasihan Bantul Anak Putus Sekolah, Ini Perannya

Regional
Entaskan Geng Motor dan Kenakalan Remaja, Walkot Pematangsiantar: Deteksi Awal Terlihat di Sekolah

Entaskan Geng Motor dan Kenakalan Remaja, Walkot Pematangsiantar: Deteksi Awal Terlihat di Sekolah

Kilas Daerah
Oknum Polisi Pemerkosa Siswi SD di Ambon Terancam 20 Tahun Penjara

Oknum Polisi Pemerkosa Siswi SD di Ambon Terancam 20 Tahun Penjara

Regional
Satgas Pamtas Gagalkan Penyelundupan Sabu 25,4 Kg dari Malaysia, 5 Orang Ditangkap

Satgas Pamtas Gagalkan Penyelundupan Sabu 25,4 Kg dari Malaysia, 5 Orang Ditangkap

Regional
Aliran Air Mati sejak Kamis, Warga Batam Beli Air Isi Ulang untuk Salat Jumat

Aliran Air Mati sejak Kamis, Warga Batam Beli Air Isi Ulang untuk Salat Jumat

Regional
11 Orang Mendaftar di Demokrat untuk Pilkada Demak 2024, 8 di Antaranya Pendatang Baru

11 Orang Mendaftar di Demokrat untuk Pilkada Demak 2024, 8 di Antaranya Pendatang Baru

Regional
Kronologi Pria di Kapuas Hulu Tewas Dicekik Teman, Ribut Perkara Bayar Minuman Keras

Kronologi Pria di Kapuas Hulu Tewas Dicekik Teman, Ribut Perkara Bayar Minuman Keras

Regional
Gerindra Beri Lampu Hijau ke Ade Bhakti untuk Maju Pilkada Dibandingkan Wali Kota Semarang

Gerindra Beri Lampu Hijau ke Ade Bhakti untuk Maju Pilkada Dibandingkan Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com