KOMPAS.com - Mayat perempuan penuh luka tusuk ditemukan di dalam mobil yang terparkir di pinggir Jalan Kelambir V, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Rabu (7/6/2023).
Korban diketahui sebagai VH (50), warga Kabupaten langkat, Sumater Utara. Sehari-hari Vonda diketahui berjualan es.
Penemuan mayat tersebut terungkap saat warga curiga dengan ceceran darah yang keluar dari mobil yang berhenti di pinggir jalan.
Salah satu saksi, EL mengaku penasaran dan mengintip dari kaca jendela. Lalu sejumlah warga berinisiatif memecahkan kaca mobil dan menemukan mayat perempuan dewasa.
Baca juga: Mayat Wanita Ditemukan Dalam Mobil di Medan, Warga Lihat Ada Ceceran Darah
Posisi korban berada di kursi mobil avanza warna silver di bagian tengah. Saat dievakuasi, ditemukan 21 luka tusuk dan sayat di tubuh korban.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Unit Reserse dan Kriminal, Polsek Medan Helvetia Iptu Ibrahim Sofi.
"Ada 21 luka tusukan, itu langsung dari autopsi, kebanyakan di perut, pinggang, punggung, ada juga lebam-lebam (di leher)," ujar Ibrahim kepada Kompas.com melalui saluran telepon, Kamis (8/6/2023).
Korban disebut merupakan istri muda dari seorang mantri berinisial S, warga Kelurahan Kebun Lada, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai.
"Itu istri muda Pak S, sedangkan istri tuanya tinggal di Kebun Lada ini," kata Adi, warga di sekitar kediaman mertua FH.
Kepergian FH yang diduga menjadi korban pembunuhan menyisakan duka mendalam sang putri, T (28).
Tifani mengaku tak merasa ada yang janggal, sebelum ibunya ditemukan tewas. Ia mengaku selalu berkomunikasi dengan korban.
"Tak ada firasat buruk sama sekali, karena mami memang biasa komunikasi sama kami, apalagi ia nanya cucu-cucunya," kata dia.
Baca juga: Wanita di Medan yang Tewas Dalam Mobil Alami 21 Luka Tusuk, Polisi Buru Pelakunya
"Karena saya anak tunggal jadi cuma inilah cucunya ada dua orang," terangnya.
Sembari menyeka air matanya, T mengaku sempat ditelepon oleh sang ibu.
Namun, ia tak sempat mengangkat telepon tersebut lantaran sibuk mengurus kedua anaknya yang masih kecil.
Karena panggilan telepon tak diangkat oleh T, FH lantas mengirimkan voice note.
"Ada voice Mimi, ia sebut mana ini cucu-cucu Mimi kok sombong, kira-kira begitulah ucapan di voice terakhir Mimi," ucapnya.
Sekira pukul 14.00 WIB, T mencoba menghubungi sang ibu, namun tidak ada jawaban.
Beberapa saat kemudian, T kembali menghubungi, tapi tetap saja tak ada respons.
Baca juga: Wanita Penjual Es yang Tewas di Dalam Mobil di Medan Korban Pembunuhan
"Sekira pukul 15.00 WIB, telepon ayah nanya, rupanya sama-sama tidak mengetahui, jadi kecurigaan muncul," bebernya.
Tak berselang lama, T mendapat kabar bahwa sandal FH ada di tempat jualan, akan tetapi yang bersangkutan tak ada.
"Anehnya sandal ada, tapi kok orangnya gak ada. Jadi ditanya sama pedagang lainnya juga tidak mengetahui," imbuhnya.
Sekira pukul 18.00 WIB, T mendapat kabar bahwa ibunya ditemukan sudah meninggal dunia.
"Begitu dapat kabar, saya bersama suami langsung ke lokasi tapi di lokasi padat kali. Mobil ibu masih di sana, jenazah ibu juga," sebutnya.
T menuturkan bahwa almarhum ibundanya memang keseharian berjualan es.
Baca juga: Wanita Penjual Es yang Tewas di Dalam Mobil di Medan Korban Pembunuhan
Ia juga mengaku bahwa ibundanya tidak pernah mempunyai masalah dan tetap bersosialisasi karakternya.
"Setahu saya tidak ada masalah ibunda saya. Karena selama ini baik-baik saja," ungkapnya.
Tifani berharap polisi bisa mengungkap pelaku yang tega menghabisi nyawa ibundanya.
"Sejauh ini saya dapat kabar polisi masih olah TKP, kami juga masih menunggu autopsi. Semoga polisi bisa nangkap pelakunya," pungkasnya.
Saat itu korban sedang berjualan es teh jumbo di depan Taman PGRI, Kota Binjai, Sumatera Utara.
"Saya melihat dia (korban) sekitar pukul 13.00 WIB masih berjualan di depan taman PGRI ini. Tapi ada seorang pria yang duduk di taman ini, gak tau siapa namanya di tempat umum. Cuma itu yang dicurigai sebagai pelakunya," ujar Dewi, Kamis (8/6/2023).
Ia juga menyebut keberadan pria tersebut terekam CCTV milik PLN UP3 Binjai yang telah disita polisi.
"Saya lihat pria itu tidak ada berkomunikasi dengan korban. Tapi pria itu lama duduk di sini (Taman PGRI). Dari pukul 08.00 WIB sampai siang pria itu sudah ada di taman PGRI ini," ujar Dewi.
Dewi pun awalnya tak merasa curiga dan menganggap pria tersebut warga biasa yang sedang duduk-duduk di taman.
Wanita berusia 46 tahun ini menceritakan ciri-ciri pria tersebut kepada wartawan.
"Ciri-ciri orangnya tinggi, kulitnya putih, pakai baju sweater warna silver abu-abu, pakai celana jeans, pakai topi warna putih, pakai masker hitam, dan cuma matanya aja yang nampak," ujar Dewi
Dewi sendiri mengaku tak tahu kejadian yang dialami korban hingga ada petugas kepolisian yang bertanya kepadanya.
Ia mengatakan sandal dan kursi korban berjualan masih ada di pinggir jalan.
Menurutnya, kursi yang tertinggal di pinggir jalan sudah disita polisi. Termasuk mengamankan bekas tempat minum es teh pria yang sudah dibuang di tempat sampah.
Baca juga: Pria Perkosa dan Bunuh Wanita Hamil 9 Bulan di Manokwari, Ini Kronologinya
"Tempat minum itu diambil polisi dari tong sampah. Karena sepertinya dia beli minuman es teh itu dari si korban," ujar Dewi.
Dewi menyebut korban baru seminggu berjualan dan selama berjualan, korban tak pernah keluar dari dalam mobil.
"Dan dia (Fonda) pun kalau jualan, gak pernah keluar dari dalam mobil, dia di dalam aja. Cuma kursinya itu untuk orang beli yang misalnya lagi menunggu," ucap Dewi.
"Dari CCTV polisi semalam, pria tu terlihat sempat keluar dari dalam mobil korban, sama persis ditunjukan polisi juga. Dan saya juga ditanyai ciri-ciri laki-laki yang saya sebutkan, saya bilang ada melihatnya di sini, duduk sampai setengah hari," sambungnya.
Ia juga menegaskan pria tersebut seorang diri selama duduk di taman.
"Pria itu sendirian, kemudian pun dia masuk ke dalam mobil lagi dan pergi," ujar Dewi.
Baca juga: Aksi Keji HI, Perkosa dan Bunuh Perempuan Hamil 9 Bulan di Manokwari
Dewi mengaku ia tak kenal dengan korban dan hanya mengenal suami VH bernama Sapta.
"Kenalnya sama si Pak Sapta dan istri tuanya. Dengan istri keduanya saya gak kenal. Taunya pun karena di bilang Pak Sapta itu istrinya, makanya saya terkejut," tutup Dewi.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Utomo | Editor Gloria Setyvani Putri, Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribun-Medan.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.