KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 21 warga Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), terinfeksi rabies.
Bupati TTS Egusem Pieter Tahun mengatakan, puluhan warga itu terinfeksi usai digigit anjing rabies.
"Warga yang digigit anjing berusia mulai 3-73 tahun terdiri dari 13 laki-laki dan sembilan perempuan," kata Egusem, kepada Kompas.com, Rabu (31/5/2023).
Baca juga: Warga TTS yang Meninggal akibat Rabies, Sempat Lerai Anjing yang Saling Gigit
Dia menyebutkan, 21 warga tersebut tersebar di tujuh Kecamatan yakni Amanatun Selatan, Kuatnana, Kolbano, Amanuban Tengah, Nunkolo, Kualin dan Kie.
Dari 21 orang yang dirawat, enam orang bergejala demam satu hingga dua hari pascadigigit anjing. Sedangkan 15 orang tanpa gejala.
Sedangkan satu korban meninggal berinisial AB (45), meninggal setelah mengalami gejala demam, nyeri tenggorakan, tidak bisa menelan dan tidak bisa minum air, cemas, takut api (hydrophobia), gelisah dan kejang.
Baca juga: Cegah Rabies, Warga Satu Desa di TTS Diwajibkan Ikat Anjing Peliharaan
Menurut Egusem, 15 orang yang belum menunjukkan tanda dan gejala setelah digigit anjing, karena masih dalam masa inkubasi.
Pihaknya telah menggelar rapat dengan sejumlah instansi terkait lainnya untuk membahas penanganan kasus tersebut.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 20 warga Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), terkena gigitan anjing.
Dari 20 warga yang digigit anjing, satu orang meninggal dunia dengan hasil positif rabies.
"Betul, satu warga yang meninggal itu berasal dari Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan," ungkap Bupati TTS Egusem Pieter Tahun, kepada Kompas.com, Senin (29/5/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.