SOLO, KOMPAS.com - Belakang muncul wacana duet Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Prabowo dan Ganjar disebut bakal menjadi pasangan kuat karena sama-sama memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi.
Menanggapi wacana duet Prabowo-Ganjar tersebut, Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan tidak mungkin.
Menurut dia PDI-P sudah menentukan calon presiden yang akan diusung di Pemilu 2024. Sehingga tidak mungkin PDI-P hanya akan mengusung calon wakil presiden.
"Iya ndak mungkin. Karena PDI-P sudah menyampaikan pada HUT bahwa calon presiden itu adalah dari kader partai. Bukan calon wakil presiden," kata Rudy di Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/3/2023).
Baca juga: Duet Prabowo-Ganjar, Kuat tapi Tak Menarik secara Politik
Rudy menyampaikan bahwa PDI-P merupakan satu-satunya partai politik di Indonesia yang bisa mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presidennya sendiri tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain. Hal ini karena perolehan suara PDI-P di Pemilu 2019 lalu sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.
Ketentuan tentang ambang batas itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Pasal 222 UU Pemilu menyebutkan, pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
"PDI-P kan satu secara presidential threshold-nya paling memenuhi kok 20 persen parlemen, 25 persen suara sah nasional. Sehingga mau ngambil presiden dan wakil presiden sendiri bisa. Namun biasanya PDI-P tidak seperti itu," ungkap mantan Wali Kota Solo.
Rudy mengungkapkan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sudah mengantongi calon presiden yang diusung PDI-P pada Pemilu 2024. Calon yang diusung berasal dari kader partai.
"Karik ngenteni (tinggal menunggu) rekomendasi. Mbok sing sabar (yang sabar)," ungkap Rudy.
Diketahui wacana untuk memasangkan Prabowo dan Ganjar disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.
Namun demikian, Hashim menuturkan Ganjar mesti menjadi cawapres, karena Prabowo figur politisi yang lebih senior dan memiliki lebih banyak pengalaman.
"Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan," ucapnya ditemui di Gedung Joang' 45, Jakarta, Minggu (12/3/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.