Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Imbau Warga NTB Tak Mudah Percaya Hoaks Penculikan Anak

Kompas.com - 03/02/2023, 08:48 WIB
Karnia Septia,
Krisiandi

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya isu hoaks terkait penculikan anak yang belakangan marak beredar melalui media sosial maupun grup WhatsApp.

“Yang pasti hingga saat ini Polda NTB belum menerima laporan terkait penculikan anak. Sehingga saya imbau masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan terhadap isu tersebut,” kata Plh Kabid Humas Polda NTB, Kombes Lalu Muhammad Iwan, melalui keterangan tertulis, Kamis, (2/2/2023).

Iwan menyampaikan dalam sepekan terakhir, isu terkait penculikan anak yang belum terbukti valid kebenarannya kembali menyebar melalui media sosial maupun grup WhatsApp.

Hal ini cukup meresahkan masyarakat di NTB terutama para orang tua.

Baca juga: Kadisdik Salatiga Sebut Maraknya Hoaks Penculikan Anak Sudah Cukup Meresahkan Warga

Terkait hal ini, Polisi meminta agar masyarakat lebih cerdas dan bijak menerima informasi terkait isu penculikan anak. Karena isu tersebut sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan gangguan Kamtibmas.

Belajar dari kejadian yang pernah terjadi di NTB tahun 2012 lalu, dimana beberapa korban yang tidak bersalah dihakimi masa karena dituduh melakukan penculikan anak. Padahal hal tersebut tidak benar sehingga merugikan masyarakat itu sendiri.

Kejadian serupa juga terjadi di Dompu belum lama ini, di mana ada dua orang yang hampir saja dihakimi masa karena dituduh melakukan penculikan anak, padahal hal tersebut tidak benar.

“Saya mengimbau agar masyarakat cerdas menerima informasi-informasi yang diterima terkait isu penculikan anak ini karena isu tersebut sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan gangguan Kamtibmas serius seperti peristiwa yang dulu pernah terjadi,” kata Lalu Iwan.

Pantauan Kompas.com, beberapa isu penculikan anak yang beredar di grup Whatsapp berupa potongan video CCTV, potongan berita hingga surat selebaran.

Iwan menyebutkan, surat selebaran yang dikeluarkan Desa Badrain, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, dan beredar di grup WhatsApp tidak benar.

Surat tersebut berisi imbauan kepada sekolah dan orang tua untuk meningkatkan pengawasan karena telah terjadi percobaan penculikan anak di wilayah Desa Badrain.

Polisi sudah melakukan klarifikasi langsung pada Kepala Desa Badrain dan Kepala Desa mengakui kekeliruannya karena tandatangannya discan oleh perangkat desa, sehingga Pemerintah Desa tidak mengeluarkan selebaran tersebut secara sah.

Baca juga: Kabar Penculikan Anak Tersebar di Surabaya, Wali Kota Pastikan Semuanya Hoaks

Menurut Iwan, kewaspadaan masyarakat dari semua bentuk kejahatan tetap baik dilakukan. Akan tetapi aksi dan reaksi berlebihan yang dilakukan masyarakat atas isu yang meresahkan, secara kolektif juga dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat.

Iwan meminta masyarakat agar bijak bermedia sosial untuk tidak menyebarkan lagi atau re-share terhadap informasi-informasi simpang siur di jejaring media sosial karena hal ini juga dapat memicu keresahan publik terhadap isu yang belum jelas kebenarannya.

"Hal inilah yang perlu diantisipasi agar masyarakat lebih cerdas dan bijak menerima dan menanggapi informasi," tutup Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com