KOMPAS.com - Polisi mengungkap fakta terbaru terkait kasus pembunuhan satu keluarga di Magelang, Jawa Tengah yang tewas diracun arsenik dan sianida.
Tersangka DDS (22) ternyata membeli kedua zat kimia itu dari uang jajan yang diberikan oleh orangtuanya.
Plt Kapolresta Magelang AKBP Muchamad Sajarod Zakun mengatakan, tersangka merupakan pengangguran namun segala kebutuhannya dicukupi oleh orangtuanya.
"Tersangka merupakan anak bungsu, selalu diberikan kasih sayang yang berlebih dari kedua orangtuanya, menuruti permintaannya untuk mencukupi kebutuhannya, dipenuhi. Terlebih, uang jajan dan sebagainya," kata dia dikutip dari Kompas.com, Senin.
Baca juga: Pembunuh Satu Keluarga di Magelang Beli Sianida Pakai Uang Jajan yang Dikasih Orangtuanya
Tersangka membeli arsenik dan sianida dari uang jajan yang diberikan orangtuanya.
Kemudian, tersangka browsing di internet dan belajar dari kasus pembunuhan menggunakan racun.
Kasus tersebut antara lain kasus aktivis Munir, kopi sianida Mirna, dan sate sianida Bantul.
"(tersangka) mengaku (sama orangtuanya) untuk jajan," ujar dia.
Padahal, uang tersebut digunakan tersangka untuk membeli racun arsenik seharga Rp 450.000 dan sianida Rp 750.000 dengan cara online.
Lantas racun tersebut digunakan untuk membunuh tiga keluarga kandungnya.
Tiga korban adalah ayahnya, Abas Ashari (58); ibunya, Heri Riyani (54) dan kakak kandungnya, Dea Khairunisa (25).
"Yang bersangkutan (tersangka) menjelaskan, beli arsenik dengan harga Rp 450.000, sedangkan untuk sianida seharga Rp 750.000," ungkap dia.
Dia menjelaskan, arsenik dibeli tersangka sekitar seminggu sebelum percobaan pembunuhan pada Rabu, 23 November 2022.
Arsenik itu dicampur pada es dawet kemudian diberikan kepada tiga korban.
Namun, percobaan tersebut gagal karena diduga arsenik yang dicampur dalam dosis kecil sehingga para korban hanya merasakan mual.
Setelah percobaan pertama gagal, tersangka langsung membeli sianida dan digunakan pada hari Senin 28 November 2022.
Tersangka mencampurkan sianida ke dalam teh dan kopi yang sebelumnya dibuat oleh ibunya.
Selang 15-30 menit setelah diminum, para korban merasakan mual dan muntah hebat hingga akhirnya meninggal dunia.
"Sianida dipakai untuk bapaknya, sebanyak 1,5 sendok teh. Untuk ibunya 1 sendok teh. Kakak kandungnya 1,25 sendok teh. Sisanya masih dicek labfor Polda Jateng," jelas dia.
Baca juga: Pembunuh Keluarga di Magelang Disebut Punya Utang dan Masih Diberi Uang Orangtua Setiap Bulan
Sejauh ini sudah 9 saksi yang sudah diminta keterangan oleh penyidik, di antaranya asisten rumah tangga (ART) yang pertama kali dihubungi tersangka, pemilik mobil yang disewa tersangka, serta tetangga korban yang berprofesi sebagai dokter dan dia yang pertama kali mengecek kondisi korban.
Sebelumnya, peristiwa pembunuhan terjadi di rumah tersangka di Jalan Sudiro, Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Kepada penyidik, tersangka mengaku membunuh korban karena sakit hati setelah diminta menanggung kebutuhan keluarganya.
Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Magelang, Ika Fitriana | Editor Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.