Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti ITS Jelaskan Mengapa Jepang Waspada Tsunami Pasca-erupsi Gunung Semeru

Kompas.com - 04/12/2022, 21:13 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, membuat Jepang waspada akan ancaman terjadi bencana tsunami.

Hal ini dikatakan Badan Meteorologi Jepang, yang menyebutkan kemungkinan tsunami sedang dipantau setelah erupsi Gunung Semeru pada Minggu (4/12/2022) dini hari.

Meski demikian, Peneliti Bencana Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Dr Ir Amien Widodo, MSi mengatakan, erupsi yang terjadi saat ini tiddak akan sampai ke lautan.

Dia menepis pemberitaan mengenai kewaspadaan Jepang akan tsunami akibat erupsi Gunung Semeru.

"Tidak ada kemungkinan sampai ysunami ataupun letusan yang sampai lautan," ungkap Pakar Geologi ITS ini, dilansir dari Surya.co.id.

Amin menjelaskan, gunung berapi di darat seperti Semeru memiliki lahar yang tidak akan sampai pada bibir pantai.

Baca juga: Milad GAM di Lapangan Blang Padang Banda Aceh, Pangdam dan Kapolda Turut Hadir

"Sudutnya sudah datar sehingga tidak akan mungkin meletus sampai bibir pantai juga enggak mungkin karena energinya berkurang," tegasnya.

Menurutnya, pemicu tsunami terjadi jika gunung yang meletus berada di lautan seperti Krakatau dan gunung api dasar laut di Pasifik.

"Jepang memang mewaspadai karena khawatir akan ada tsunami karena ada gunung berapi di Pasifik yang bersebelahan dengan Jepang, yakni gunung Hunga di Pulau Tonga," lanjutnya.

Untuk saat ini, status Gunung Semeru paling akurat hanya bisa diberikan pos pantau.

Sebelumnya diberitakan, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengeluarkan erupsi, guguran awan panas sejauh 7 km, Minggu (4/12/2022).

Badan Geologi, Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mencatat, awan panas guguran dari puncak Gunung Semeru memiliki kolom abu berwarna kelabu.

Intensitas terpantau sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan setinggi lebih kurang 1.500 meter di atas puncak.

Lalu, sumber awan panas guguran itu berasal dari tumpukan di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 meter dari puncak atau Kawah Jonggring Seloko.

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Wabup Lumajang Peringatkan Warga di Zona Merah Mengungsi

PVMBG mengimbau warga tidak beraktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak.

"Di luar jarak itu, masyarakat diminta tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontibutor Lumajang, Jawa Timur, Miftahul Huda | Editor Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Penjelasan Peneliti ITS Soal Jepang Kena Imbas Erupsi Gunung Semeru, Ternyata Khawatir Ini Terjadi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com