PADANG, KOMPAS.com- Polisi menangkap tiga orang terduga penganiayaan Kepala SMA PGAI Padang. Video penganiayaan Kepala SMA itu sempat viral di media sosial.
Tiga orang yang ditangkap berinisial ER (69), AT (61), dan RA (64). Sementara satu orang lainnya masih dalam pencarian.
Baca juga: Video Penganiayaan Kepala SMA di Padang Viral, Terjadi di Sekolah dan Disaksikan Siswa
"Tadi pagi sudah kita amankan di kediamannya masing-masing. Masih ada satu orang lainnya yang kita kejar," kata Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol Dedy Adriansyah Putra yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/11/2022).
Dedy mengatakan tiga orang yang diamankan itu cukup koperatif saat didatangi di masing-masing kediamannya.
Saat ini, kata Dedy, ketiganya sedang menjalani pemeriksaan intensif di Mapolresta Padang.
Baca juga: Terdakwa Korupsi Dana KONI Padang Dituntut 7,5 Tahun dan 5,5 Tahun Penjara
"Sedang kita periksa. Jadi tunggu hasil pemeriksaannya ya," kata Dedy.
Sebelumnya diberitakan, video penganiayaan yang dialami Kepala SMA PGAI Padang, Yunarlis viral di media sosial.
Dalam video berdurasi 2 menit 16 detik itu, terlihat Yunarlis yang memakai baju batik oranye dibentak-bentak oleh sekelompok orang.
Mereka menyeret Yunarlis keluar dari ruangannya. Yunarlis terlihat bertahan di jeruji pintu ruangannya.
"Apak kalua mangecek awak (Bapak keluar kita bicara)," kata salah seorang penganiaya.
"Indak iko kantua ambo (Tidak ini kantor saya)," kata Yunarlis.
Kemudian terlihat salah seorang yang memakai baju kaos dan bertopi memukul bagian kepala Yunarlis.
Yunarlis kemudian meminta tolong kepada siswa yang ada di sekolah.
"Ambil batu," teriak Yunarlis.
Baca juga: Sekolah PGAI Padang Diserang OTK, Kepsek Dipukul, Dicekik, hingga Diseret
Sejumlah siswa yang ada kemudian mengambil batu untuk menolong, namun ditenangkan oleh orang lain.
Di akhir video terlihat, Yunarlis masih bertahan di jeruji pintu ruangannya.
Sementara Yunarlis mengakui kejadian tersebut dialaminya saat jam belajar di sekolah.
"Mereka berjumlah sekitar 15 orang, datang ke sekolah sekitar 11.35 WIB, pada proses belajar mengajar masih berlangsung," kata Yunarlis kepada wartawan, Kamis (3/11/2022).
Yunarlis menyebutkan kelompok orang yang mengatasnamakan masyarakat setempat itu datang dan langsung menganiaya dirinya.
"Saya dipukul, dicekik hingga diseret. Kemudian kepala saya merasa pusing karena dipukul dan bahkan tangan sampai dijahit karena mengalami luka akibat dipukul mereka," kata Yunarlis.
Yunarlis mengaku tidak tahu motif penganiayaan kepadanya, karena dia hanya PNS yang diperbantukan di yayasan tersebut sebagai kepala sekolah SMA.
"Saya di SK kan oleh Gubernur disini untuk memperbantukan yayasan sebagai kepala sekolah. Saya hanya menjalani tugas disini," kata Yunarlis.
Tak hanya dianiaya, kata Yunarlis, kelompok orang itu juga memutus aliran listrik dan air di rumah dinasnya.
Bahkan anaknya juga mendapat tindakan kekerasan dari orang-orang tersebut.
"Dalam kondisi ibu saya sedang kritis di rumah sakit, kemudian saya juga mendapat penganiayaan seperti ini. Saya tidak terima dan mohon kepada kepolisian sesegera mungkin menangkap para pelaku," kata Yunarlis.
Yunarlis juga meminta instansi lain seperti Komnasham, Ombudsman, LBH dan lainnya juga ikut ambil bagian dalam kasus yang dialaminya.
"Karena kejadian dalam saya berdinas. Kemudian Komnasham mohon ikut ambil bagian, terutama Dinas Pendidikan yang telah menempatkannya di sekolah tersebut," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.