Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Selisih Biaya Makan Rp 500 Ribu, Pemilik Pondok di Jambi Bunuh Siswa SMK

Kompas.com - 31/10/2022, 23:48 WIB
Reni Susanti

Editor

JAMBI, KOMPAS.com - Siswa SMK Muhammadiyah Kota Jambi, Ahmad Sabri, tewas dibunuh Mat Kijang, pemilik pondok, karena tarif uang makan.

Korban yang tengah magang di PT GGI Desa Lubuk Napal, Kecamatan Pauh, Kabupatan Sarolangun, Jambi, memberikan uang makan Rp 1,5 juta selama menginap di pondok.

Namun Mat Kijang tidak terima. Ia meminta Rp 2 juta untuk uang makan. Akhirnya pelaku dan korban tidak cocok.

Baca juga: Mayat Bayi Baru Lahir Ditemukan Dalam Tas di Pinggir Jalan Lintas Riau, Polisi Cari Orangtua Bayi

"Intinya masalah biaya makan, selama pelaku tinggal di Pondok Mat Kijang," kata Kasat Reskrim Polres Sarolangun, AKP Rendie Rienaldy, Senin (31/10/2022).

Kata Rendie, Mat Kijang merupakan pemilik pondok tempat korban menginap.

Dalam kasus ini, polisi mengamankan tiga pelaku.

Mat Kijang sebagai pelaku utama. Yanto dan Santo terlibat membuang tubuh korban usai dipukul Mat Kijang menggunakan sebilah kayu berukuran sekitar 1 meter.

Sebelumnya, polisi menangkap 3 pembunuh Ahmad Sabri yang ditewas di areal tambang saat magang di PT GGI Desa Lubuk Napal Kecamatan Pauh Kabupatan Sarolangun pada 5 Oktober 2022.

Baca juga: Penataan Labuan Bajo Diharapkan Gaet 1,5 juta Wisatawan Per Tahun

Ketiga pelaku yakni Mat Kijang, Yanto, dan Santo. Kapolres Sarolangun, AKBP Anggun Cahyono mengatakan, Mat Kijang menjadi pelaku utama dalam pembunuhan ini, sementara dua tersangka lainnya yakni Yanto dan Santo turut membantu.

Mat Kijang tega menghabisi nyawa korban, hanya karena tersinggung dengan perkataan korban.

Saat itu, korban mengeluarkan kata yang menyinggung pelaku, sesaat sebelum makan siang. Kemudian, Mat Kijang sempat pergi ke belakang buang air kecil.

Pada momen itulah, Mat Kijang terfikir membunuh korban. Ia kemudian menyampaikan niatnya tersebut kepada kedua rekannya, dan merencanakan menghantam korban dari belakang, sekira jarak 5 meter.

Mat Kijang langsung menghantam kepala korban menggunakan kayu, setelah tidak berdaya tersangka Yanto dan Santo membantu mengangkat tubuh korban dan dibuang ke areal lembah di sekitar pondok.

Pengungkapan kasus ini berawal dari penggeledahan tiga unit pondok di sekitar penemuan tengkorak korban.

Di salah satu pondok, tepat di kamar Mat Kijang, petugas mendapati tiga pucuk kecepek. Petugas kemudian menahan Mat Kijang dan pelaku pun mengaku membunuh korban.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemilik Pondok di Jambi Habisi Siswa SMK Karena Selisih Biaya Makan Rp 500 Ribu

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pulau Kembang di Kalimantan Selatan: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Cara Menuju

Pulau Kembang di Kalimantan Selatan: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Cara Menuju

Regional
Motif Siswa di Demak Nekat Bacok Gurunya, Sakit Hati Dilarang Ikut Ujian karena Tak Mengumpulkan Tugas

Motif Siswa di Demak Nekat Bacok Gurunya, Sakit Hati Dilarang Ikut Ujian karena Tak Mengumpulkan Tugas

Regional
Terdakwa Korupsi di Lampung Divonis Lebih Tinggi dari Tuntutan, Jaksa Ajukan Banding

Terdakwa Korupsi di Lampung Divonis Lebih Tinggi dari Tuntutan, Jaksa Ajukan Banding

Regional
3 Rumah di Permukiman Padat Penduduk Sumbawa Ludes Terbakar

3 Rumah di Permukiman Padat Penduduk Sumbawa Ludes Terbakar

Regional
Warga Aceh Temukan Senpi Rakitan Laras Panjang di Rumah Kosong

Warga Aceh Temukan Senpi Rakitan Laras Panjang di Rumah Kosong

Regional
Saat Gibran Tak Mau Jawab Pertanyaan Politik di Jam Kerja...

Saat Gibran Tak Mau Jawab Pertanyaan Politik di Jam Kerja...

Regional
Soal Larangan Jualan di 'Social Commerce', Zulhas: Kita Atur agar 'Fair'

Soal Larangan Jualan di "Social Commerce", Zulhas: Kita Atur agar "Fair"

Regional
Bukan Gempa, Penyebab Dentuman Keras di Laut Malunda Sulbar Masih Misteri

Bukan Gempa, Penyebab Dentuman Keras di Laut Malunda Sulbar Masih Misteri

Regional
Ikrar Netralitas ASN dalam Pemilu, Pj Gubernur Tak Ragu Pecat ASN Jateng yang Melanggar

Ikrar Netralitas ASN dalam Pemilu, Pj Gubernur Tak Ragu Pecat ASN Jateng yang Melanggar

Regional
Macan Tutul Sanggabuana Kembali Mangsa 5 Ternak Warga di Karawang

Macan Tutul Sanggabuana Kembali Mangsa 5 Ternak Warga di Karawang

Regional
Kekeringan, Warga Buton Selatan Mengambil Air di Area Bekas Galian Tambang Aspal

Kekeringan, Warga Buton Selatan Mengambil Air di Area Bekas Galian Tambang Aspal

Regional
Wanita Asal Jakarta Jadi Kurir 10.027 Butir Ekstasi dari Malaysia, Diupah Rp 100 Juta

Wanita Asal Jakarta Jadi Kurir 10.027 Butir Ekstasi dari Malaysia, Diupah Rp 100 Juta

Regional
Digugat ke PTUN, Proses Pemilihan Rektor Universitas Andalas Tetap Lanjut

Digugat ke PTUN, Proses Pemilihan Rektor Universitas Andalas Tetap Lanjut

Regional
Penembak 3 Pemuda di TTU Masih Misterius, Warga Diimbau Tetap Tenang

Penembak 3 Pemuda di TTU Masih Misterius, Warga Diimbau Tetap Tenang

Regional
Kisah Kurniawan Patma, Perjuangkan Literasi bagi Anak-anak dan Mama-mama Papua

Kisah Kurniawan Patma, Perjuangkan Literasi bagi Anak-anak dan Mama-mama Papua

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com